Febby Pelajar Yang Diperkosa Rame-rame

Febby Pelajar Yang Diperkosa Rame-rame

Agen Bola Terpercaya - Nasib yg tak beruntung dialami oleh Febby pelajar cantik yang tubuhnya seksi tersebut, dimana nasibnya diperkosa secara bergilir oleh teman kampusnya, Febby yg masih muda mempunyai badan yg memang menggoda kaum laki – laki, apalagi dgn buah dada yg besar dan bulat, rambut pendeknya dan mudah bergaul dgn siapa saja.

Di kampus dan pergaulannya dia sering mengenakan kerudung, walau begitu apabila sedang diirumah dia tak berkerudung dan berpakain casual seperti wanita kebanyakan.

Kejadiannya berawal pada hari sabtu siang sewaktu Febby baru saja pulang dari kampus dan hendak beristirahat. Mendadak hp kepunyaannya berdering. Dilayar tercantum nama Tommy. dia adalah teman kampus Febby.

“halo Tommy, ada apa?”. sapa Febby.
“halo juga, ga aku cuma mau ngajak kamu belajar bareng dirumahku!” Jawab Tommy.
“sama sapa aja?” Tanya Febby lagi.
“sama aku, Julianto, Luis, Hendy terus Nita, Ika sama Tika juga turut serta”.jelas Tommy.

Kerana merasa ada wanita lain yg turut serta akhirnya Febby pun mengiyakan ajakan Tommy.  Sekitar pukul 3 sore dia menuju rumah Tommy yg berjarak tak jauh dari kost-kostan Febby .dia mengenakan kerudung hitam serta kaus lengan panjang berwarna merah muda serta celana jeans yg makin membuat lekuk badannya terlihat walau dia berkerudung. Berapa waktu kemudiian Febby tiba diirumah Tommy di sana sudah ada Hendy, Luis dan Julianto tetapi dia belum melihat ada wanita yg datang.

“eh kalian dah nyampe, mana Vivi sama yg lain?” Tanya Febby.

Mereka tak menjawab pertanyaan Febby. Hendy langsung bangkit dan mengunci pintu sedangkan Luis, Julianto dan Tommy menghampiri Febby yg berdiri kebingungan.

“eh,apa-apaan ini? apa yg akan kalian lakukan?”. Febby mulai panik dgn keadaan ini.
“tenang honey, kita akan bersenang senang sampai pagi!” Tommy menimpali Febby dgn senyum yg aneh.

Sementara Luis dan Julianto mulai menghampiri Febby dan memegang kedua tangan Febby. Hendy langsung maju dan memeluk Febby dan memaksa memagut bibir seksi Febby. Luis dan Julianto mulai bergerilya dibuah dada seksi Febby yg menawan. Tommy tak mau kalah dia memeluk Febby dari belakang tangannya bergerilya ke daerah selangkangan Febby, mengelus kemaluan Febby dari luar. Tommy mulai mencari retsleting celana jeans Febby untuk membukanya.

Febby tak bisa berbuat apa-apa karena kedua tangannya dipegang erat oleh Luis dan Julianto. Sementara Hendy yang memagut bibirnya membuat dia susah bernafas. Akhirnya Tommy berhasil membuka celana jeans kepunyaan Febby dan menurunkannya sampai batas mata kaki. Tommy kembali berdiri dan kembali meraba kemaluan Febby. Kali ini dia langsung menyentuh kemaluan Febby melalui celah cd warna krem kepunyaan Febby .

“wah, kemaluan kamu anget banget, jembutnya juga halus!”. komentar Tommy.

Luis dan Julianto tak mau kalah mereka mulai melucuti kaos yg dikenakan Febby, Hendy pun berhenti memagut Febby untuk memudahkan Luis dan Julianto membuka kaos Febby. Sekarang Febby berdiri dgn kerudung dan breast houlder serta celana dalam saja, dikelilingi oleh 4 laki – laki yg menatapnya dgn buas seolah-olah siap menghabisi mangsanya.

“bener-bener mulus nih wanita, buah dadanya juga montok”. komentar Julianto.

Febby yg merasa risih langsung menyilangkan kedua tangannya untuk menutup buah dada dan kemaluannya.

“wah, jangan malu-malu giitu dong, kamu khan cantiik”. tiimpal Luis.

Kemudian Hendy mendekat dan memeluk badan Febby tangannya bergerilya dipunggung Febby untuk mencari pengait breast houlder Febby. kemudian tanpa ragu-ragu Hendy membuka breast houlder hitam kepunyaan Febby. Semua laki – laki menatap kagum pada buah dada Febby yg ranum dgn pentil merah muda yg terlihat begitu segar dan menggoda.

Tanpa komando mereka mengerubuti badan bugil Febby. Tommy dan Hendy berbagi buah dada Febby sementara Luis melepas cd Febby dan mulai memainkannya dia menjilat dan membuka kemaluan Febby dgn kedua jemarinya tak lupa dia juga menggosok klitoris seksi kepunyaan Febby.

Sementara Luis memeluk Febby dari belakang dan mencium bibir Febby dgn semangat. Beberapa kali mereka berpindah peran hingga semua mencicipi bibir, buah dada, kemaluan dan bokong sekal Febby. Entah sudah berapa kali Febby klimaks, badannya terasa lemas.

Mungkin apabila tak ditopang oleh Hendy, Febby sudah jatuh lemas. Seluruh badannya basah oleh keringat yg semakin memancarkan aroma khas yg menggoda laki – laki disekitarnya. Mereka sudah merasakan cairan kemaluan Febby yg manis dan gurih, sudah hampir 30 menit mereka menggerayangi Febby diruang tamu dalam posisi berdiri. hingga akhirnya Tommy mengambil gelang besi yg terikat tambang.

Kemudian dia memasangkan gelang itu dikaki kanan Febby, kemudian Tommy menarik tambang dan memaksa Febby yg lemah untuk melangkah. Tommy membawa Febby ke kamarnya. Disana ada tempat tidur yg cukup luas.

Kemudian Tommy memasang gelang lagi dikedua tangan Febby kemudian mengaitkan dgn tambang untuk menggantungkan Febby. Kembali Febby akan diperkosa dalam keadaan berdiri. Sekarang kondisinya lebih parah karena tangannya terikat keatas yg semakin mengekspos keindahan badannya. Ketiaknya juga menjadi daya tarik tersendiri.

– Sekitar pukul 02.00 dini hari, Hendy terbangun dari tidurnya dia merasakan ada benda kenyal dan empuk ditangannya. Ternyata itu adalah buah dada Febby yg masih terlelap. Hendy memandang wajah Febby yg terlelap dgn kerudung dikepalanya.

Betapa manis dan cantiknya wajah itu. Kemudian dia mulai meremas buah dada kepunyaan Febby, tentu saja hal itu membuat Febby terkejut dan bangun dari tidurnya. Tak hanya itu, semua yg ada disitupun turut serta terbangun bahkan Julianto yg dari semalam jemarinya berada dikemaluan Febby langsung menyodoknya.

Jeritan dan tangisan Febby pun kembali pecah.

“toloongg…jangaaan..saya udah cape…” rintih Febby.

Tetapi tanpa ampun mereka terus menggerayangi badannya. bahkan mereka sudah bersiap untuk memperkosa Febby. Kali ini mereka akan main secara keroyokan. Dini hari memang waktu yg sangat menggairahkan. Mereka mengangkat badan Febby, sementara Luis sudah terlentang menunggu kemaluan Febby.

“ayo cepat masukiin, kemaluan gue pengen ngebor kemaluannya lagi.” Periintah Luis.

Kemudian mereka memapah Febby kemudian mengarahkan kemaluan Febby ke kemaluan Luis. Kemudian dari arah belakang Julianto mulai mengarahkan kemaluannya ke bokong Febby, sementara Tommy memaksa membuka mulut Febby dan memasukan kemaluannya kesana.

Hendy mengarahkan tangan Febby dan mengarahkan untuk mengocok kemaluannya. Mereka terus menggarap badan Febby dan mengejar klimaks masing-masing. Sepertinya mereka tak memperdulikan kondisi Febby yg lemas.

Kondisi pagi hari yg sepi menambah sensasi erotis dikamar itu. Selang berapa lama, Julianto mulai mencapai klimaks dibuah dada Luis, Hendy kemudiian Tommy. Mereka saling bertukar posisi hingga akhirnya mereka lemas dan mengakhiri permainannya.

Sekarang badan Febby kembali berlumur sperma dan keringat. Tetapi itu semua belum berakhir karena hari masih panjang dan esok adalah hari minggu. Jadi mereka masiih punya banyak kesempatan untuk meniduri Febby.

Pagi akhirnya datang, mereka terbangun sekitar pukul 08.00. Rasa pegal dan lemas tentu melanda mereka semua, terlebih Febby yg menjadi pelampiasan keempat laki – laki tersebut. Mereka menggendong Febby dan membawanya kekamar mandi Tommy, kerana ukurannya yg mewah dan cukup luas, memungkinkan mereka masuk semua kesana.

Luis mulai memutar kran shawer, air hendak mengalir mengenai badan Febby membuat dia tersentak, mereka mengkerubuti Febby dan berebut untuk menyabuninya. Kerudung yg dari kemarin melekatpun mulai dicopot, sekarang nampak jelas rambut pendek sebahu Febby yg sudah basah, kemudian Julianto mengambil shampo dan mulai mengkeramasi rambut Febby .Tetapi tak hanya rambut yg dikepala, rambut kemaluan Febby juga turut serta dikeramasi bahkan disela aktivitasnya,

Julianto masih sempat meremas buah dada Febby dan memagut bibir Febby, posisinya yg berada dibelakang badan Febby membuat kemaluannya menempel dibokong Febby yg sekal. Tak dapat dihindari lagi. Kemaluan Julianto pun mulai mencari lubang dubur kepunyaan Febby untuk disodomi.

Dalam posisi berdiri Febby kembali mengalami pelecehan seksual,bahkan sekarang Hendy mulai maju dan mengangkat kaki kanan Febby untuk kemudian memasukan kemaluannya kelubang kemaluan Febby. Sekarang Febby diapiit oleh dua orang laki – laki dibawah siraman air yg hendak sesudah Julianto dan Hendy selesai, sekarang giliran Luis dan dino.

Badan Febby lemas sesudah beberapa kali klimaks, andai Luis tak menopang badannya mungkin dia sudah ambruk tak berdaya. Luis mendapat dubur Febby sementara dino mendapat kemaluan. Sesudah masing masing mencapai klimaks, mereka mendudukan Febby dipinggir bath-up. Hendy mengambil cukuran jenggot kepunyaan dino hendak mencukur bulu kemaluan Febby.

“ayo manis, dicukur dulu jembutnya biar tambah imut..hehehe..!” Kata Hendy.

Julianto dan Luis pun membuka kaki Febby lebar-lebar. Sementara dino mengoleskan krim disekitar kemaluan Febby. Sekarang Hendy sudah siap untuk mencukur bulu kemaluan Febby. Febby yg nampak tak setuju mencoba menutup kakinya.

Tetapi pegangan Julianto dan Luis dikakinya begitu kuat hingga membuat usahanya sia-sia. Selang satu menit, Hendy sudah selesai mencukur bulu kemaluan Febby. Kemudian mereka memapah Febby dan menepatkannya didepan cermin yg besar hingga membuat pantulan badannya terlihat jelas.

“gimana cantik, bagus ga hasil karyaku?” Tanya Hendy sambil mencubit kemaluan Febby yg sekarang plontos.

Lagi-lagi Febby hanya menangis dan meratapi nasibnya.

Sekitar pukul 09.00 akhirnya mereka selesai mandi, tetapi tak ada satu pun yg berpakaian. Semuanya masih bugil termasuk Febby yg sekarang juga sudah tidak mengenakan kerudung lagi, bahkan badan bugil itu dibiarkan basah oleh mereka.

Kerana menurut mereka, badan Febby menjadi semakin sexy. Dengan badan basah dan bugil, mereka membawa Febby ke dapur mereka hendak Febby memasak sesuatu untuk mereka. Akhirnya Febby memasak nasi goreng untuk mereka, disela-sela aktivitasnya memasak, mereka juga bergantian jongkok dibawah Febby untuk menjilati kemaluannya dan memainkan klitorisnya dgn jemari mereka. Tak jarang, sewaktu mencapai klimaks Febby merasa lemas dan hampir terjatuh. Julianto dan teman-temannya juga bergantian mengemut buah dada Febby .

Sesudah makanan siap, mereka memapah Febby dan membaringkannya dimeja makan. Disekeliling Febby ditaruh berbagai lauk pauk, bahkan Julianto menaruh ice cream di kemaluan, buah dada dan perut Febby.

Sesudah itu, dia juga menuangkan buah dada kental manis disekujur badan Febby dari kepala sampai kaki.

Tentu saja ini terasa amat menyiksa bagi Febby, kerana dia harus menahan dinginnya ice cream di daerah sensitifnya.

Tetapi tak demikian dgn ke empat laki – laki yg ada bersama Febby, disela-sela mereka menikmati makanan, mereka juga menikmati ice cream serta buah dada kental manis yg berada dibadan Febby .

“wah, ini ice cream terenak yg pernah gue rasain. Ice cream rasa kemaluan!” Komentar Luis.

“apalagi ini, buah dada rasa buah dada hahahaha!” Sambung Hendy yg sedang menjilati buah dada kental manis yg berada di buah dada Febby.

Selesai makan, mereka mempersilahkan Febby untuk makan, tetapi kali ini menunya khusus. Mereka mencampur nasi yg akan dimakan oleh Febby dgn sperma mereka berempat.

“ayo, sarapan nasi campur peju pasti sehat!” Celoteh Tommy.

Febby juga tak boleh turun dari meja,dia harus makan dalam posisi merangkak seperti anjing.

Tentu saja Febby merasa terhina dan sedih mendapatkan perlakuan tersebut.

“tolong hentikan, kapan kalian akan melepaskanku?” Tanya Febby lirih.

Tetapi tak ada satupun yg menjawab. Tommy dan Julianto yg duduk disebelah kanan Febby langsung meremas buah dada Febby yg menggantung dgn indah sementara Hendy dan Luis dibuah dada satunya lagi.

Sesudah itu, Luis bangkit dan mengambil sesuatu dilemarii es. Ternyata dia mengambil dua batang mentimun, langsung tia mengangkat satu kaki Febby dari samping dan memasukan batang mentimun itu kekemaluan Febby. Tentu saja hal itu membuat Febby kaget dan memekik.

“aaaaawww…..aaahhhh…..apa yg kalian lakukan?” Pekiik Febby .

Kembali kemaluan Febby merasa amat di hendak, dia juga merasakan sakit karena kemaluannya yg masih kering dan tekstur timun yg tidak halus. Julianto mulai tertarik akan hal tersebut lalu mengambil sebuah wortel dan langsung memasukannya keliang dubur kepunyaan Febby.

Sementara Febby yg belum menyelesaikan makannya dipaksa mengulum batang kemaluan kepunyaan Hendy. Sementara Tommy menikmati kedua buah dada Febby yg menggantung bebas. Sesudah beberapa menit, cairan kemaluan Febby mulai mengalir, kemudian Luis mencabut timun yg berada didalam kemaluan Febby dan memaksa Febby untuk memakannya.

“ayo maniis, rasakan mentimun rasa kemaluan dan peju!” Periintah Luis dgn sedikit memaksa.

Tak hanya itu, Julianto juga memaksa Febby untuk memakan wortel yg tadi dimasukan kelubang dubur Febby.

Sesudah selesai, mereka kembali berpindah tempat, kali ini mereka menuju keruang tengah. Hendy yg menggendong Febby didepan tak mau kehilangan kesempatan dia memasukan kemaluannya ke kemaluan Febby dalam posisi berdiri dan berjalan.

Buah dada Febby bergesekan dgn dada Hendy yg berbulu, sesampainya diruang tamu, Hendy yg belum klimaks langsung memepet badan Febby ditembok kemudian dia semakin cepat menggenjotnya. Akhirnya Hendy klimaks juga dia langsung lemah dan menjatuhkan Febby dari gendongannya, Febby pun langsung duduk tak sanggup berdiri karena kaki yg sudah lemas.

Luis menyeret badan Febby dan disuruh melakukan oral sex kepada mereka semua yg sekarang sudah duduk disofa panjang.

Tanpa pilihan Febby melakukan hal tersebut sambil terkadang juga disuruh mengocok batang kemaluan mereka.

Tak hanya dimulut, mereka juga mengeluarkan sperma diluar yg mengenai rambut, wajah, leher serta buah dadanya.

Sesudah selesai Luis mengangkat badan Febby dan mendudukannya diatas kemaluannya. Dia menggenjot dgn penuh semangat, buah dada Febby yg berguncang membuat Luis gemas kemudian meremasnya dan terkadang menggigit puting Febby .

“aw…sakiiiiiiiitt….!” Rintih Febby yg merasa Luis meremas buah dadanya begiitu keras.

Sesudah klimaks, Febby harus melayani Julianto dan Tommy sementara Hendy sudah mendapat jatah pertama.

Sesudah selesai semua, Febby pun lemas badan bugil dan seksinya sekarang tergolek lemah dikarpet, badannya penuh dgn sperma dan bekas merah, terutama dibagian buah dadanya. Merekapun terus menggilir Febby sampai malam, kadang diruang tamu, didapur, tangga dan berbagai tempat dirumah itu.

Mereka juga sempat mendandani Febby menggunakan seragam smu, kerana badan dan wajahnya yg imut Dia masih terlihat pantas mengenakan seragam smu. Sementara mereka berempat berperan sebagai gurunya.

Febby kembali digenjot bergilir dgn kemeja putih dan rok abu-abu masih melekat pada dirinya. Sesudah cukup puas memperkosa dan menyiksa Febby, akhirnya mereka mengantarkan Febby kembali ke kost-annya.

Sejak waktu itu, mereka bebas menikmati badan Febby dimanapun kapanpun. Bahkan mereka sempat mengeroyok Febby di toilet kampus. Febby pun harus siap melayani mereka baik semua ataupun perorangan. Itulah sekelumit kisah wanita cantik nan imut yang mengalami nasib tragis.Agen Judi Online Terpercaya

  • Bonus Deposit 10% (Khusus Sportbook) Setiap Harinya
  • Bonus Deposit 10 % Khusus Tangkas Setiap harinya
  • Bonus Cashback Sport Up To 16%
  • Bonus Cashback Casino 2%
  • Bonus Rollingan Casino 0.7%
  • Bonus Cashback Sabung Ayam Up To 10%
  • Bonus Referral 2% Seumur Hidup



Share:

Polwan Cantik mengambil Perjakaku

Polwan Cantik mengambil Perjakaku

Agen Bola Terpercaya -  Kisah ini terjadi sekitar 2009 an, saat aku masih kuliah sambil cari kerja sampingan buat biaya kuliah. Kebetulan ada temen ibuku yang punya warnet di kota ini, jadi aku kerja nungguin warnet. Shift jaga biasanya malam, mulai jam 7 sampe jam 12 malam. Tapi kadang-kadang gentian sama teman-teman yang lain, tergantung situasi lah. Saat itu aku jaga warnet malem sendirian, harusnya sih berdua, tapi biasa lah ada aja alesan untuk ngilang. 

Yang heran, tumben warnet sepi banget (padahal tahun2 segitu saat orang jarang punya modem sendiri, warnet ndak pernah sepi lho). Jadinya aku santai-santai sambil browsing materi kuliah, sambil slonjor-slonjor dan nyamil kacang. Sekitar jam 9 ada suara motor berhenti diluar. Hah, akhirnya ada pengunjung juga. Pintu kemudian dibuka, Nampak cewek masuk, bodynya tinggi, wajahnya imut sih, rambut potong pendek dan pake jaket dan celana panjang. 
"Mau nge-net ada mas?"tanyanya. 

"Oh, silahkan mbak, kosong kok. Bebas milih mana saja. Jawabku ramah sambil melihat wajah imut tersebut. Makasih mas, saya dipojok situ aja dia lalu menuju bilik yang pojok, terus nglepas sepatu dan duduk (bilik warnetnya lesehan semua). Aku lihat sepatunya sepatu kulit, kayak-kayaknya bukan cewek biasa nih. Setelah duduk, dia membuka jaket.

ternyata dibalik jaketnya dia memakai seragam polisi, pangkatnya Segitiga Kuning satu biji, ohh Sersan Dua pangkatnya. Ohh.., seorang polwan yang manis pikirku. Mas, username ama passwordnya apaan nih?? tanyanya, sambil menoleh ke aku. Ehh.., ohh.., bebas kok mbak, langsung aja kataku jadi sedikit gagap gara-gara terpana plus kaget.. Okey mas, makasih. Beberapa menit sambil browsing aku curi-curi lihat ke mbak polwan tadi. Lama-lama kok beberapa kali ketahuan lagi nyuri pandang. Akhirnya aku gak berani lagi ngliat dia. Konsentrasi aku alihkan ke monitor komputerku. Karena bosan dengan materi kuliah, aku mulai browsing situs-situs hot. Setengah jam berlalu, tiba-tiba aku kaget saat mbak tadi sudah disampingku. Mas, ajari bikin email dong katanya. Ehh ,ehhhh, ehhh iya aku panic, karena monitorku isinya penuh gambar pasangan lagi adegan hot. ayo mbak, saya ajari aku langsung berdiri dan mengajak mbak polwan tadi ke biliknya (supaya aku gak tengsin & terlalu lama salting didepan komputerku). Aku mulai ngajari cara mbuat email dari dasar-dasarnya. Sambil lirak-lirik aku baca namanya, sebut saja Cintya. Cintya tampak antusias mendengar penjelasanku, kemudian mulai mencoba mempraktekkan langkah demi langkah. Aku masih grogi, bagaimana tidak, lha wong dia polwan… hiiiii. Tapi kayaknya dia yang berusaha mencairkan suasana.

Mas sudah lama kerja diwarnet ya? tanyanya. Wah, baru kok mbak. Ini juga buat nambah-nambah biaya kuliah jawabku sambil berusaha tersenyum, tapi masih kaku. Shitt. wah, kok lancer banget gitu ya nge-netnya? Ehh, jangan panggil saya mbak dong. Nih, kan namaku udah terpampang jelas gini. Panggil Cintya aja ya? Kalo nama mas sapa? Saya Jono mbak.., wah nggak berani manggil gitu mbak. Ngak sopan Jawabku sambil menggerakkan mouse. Nggak papa kok, biar akrab. Lagian kayaknya kita seumuran ya. Aku dua puluh tiga tahun kok paparnya blak-blakan, jarang yh cewek blak-blakan masalah umur. Ya deh mbak, eh Cintya, kalo saya baru dua puluh dua tahun mbak, tuaan mbak dikit dong, ngomong-ngomong kok masih pake baju dines. Habis tugas ya? tanyaku sambil kesempatan buat mandang wajahya yang manis (buehhh, betul-betul manis nihh). iya habis ikut pengamanan di balaikota, tadi ka ada demo mahasiswi. Jadi Polwannya turun semua. Ohh.., gitu. Lho mbak Cintya kok gak pulang kerumah? tanyaku lagi. Nggak, tadi lihat warnet jadi pengin mampir. Sekalian belajar. Emang mbak Cintya rumahnya dimana?Di perumahan ****, yahh agak jauh sih. dia menjawab sambil tersenyum manis wihhh. Lho, udah nikah ya mbak? (nanya nya mulai gak konsen gara-gara senyuman tadi)Udah, nikah sih udah satu tahun.

Suamiku sipil, kerja di expidisi. Tapi lagi ruwet nihh, dia kecantol ama temen kerjanya, ini aku lagi ngurus cerai katanya sambil sedikit serak. Ehm, maaf mbak. Lancang nanya. Gak papa.., kalo mas sendiri? Lhahh, dia balas nanya. Belum mbak, pacar aja gak ada. Nanti-nanti lah. Ohh, padahal penampilan mendukung lhoh dia menjawab sambil tersenyum lagi. Matek aku panas dingin langsung. Apalagi tangannya sambil menyenggol bahuku beuhhh. Ahh, mbak bisa aja. Ehh.., suami mbak terlalu juga ya. Mbak yang secantik ini di khianati agak nggombal dikit jawabanku. Hahaha, cantik gimana? Biasa aja ah Sambil tangannya disenggolkan ke bahuku lagi. Tapi, hatiku sedih sekali, makanya kadang kalo pulang kerja aku ndak langsung kerumah. Tapi jalan kemana dulu gitu. Lho, cantik betul lho mbak, manis tinggi langsing lagi entah darimana kata-kata ini kudapat, dia terlihat agak tersipu-sipu. Senyumnya makin mengembang. Ehmm.., makasih ya. Eh.., ngliat situs-situs yang kayak tadi dimana ya? tanyanya agak malu-malu. Ehhh.., yang mana ya mbak? jawabku pura-pura bego. Yang tadi itu lho, yang dikomputernya mas.. Ohh.., ehh gak papa ya mbak? Ini aku carikan alamatnya aku mulai mengetik alamat, dan muncul gambar-gambar orang lagi bercinta berat. Aku lihat matanya menatap monitor penuh hasrat.

Ini tinggal di klik link-link yang ada. Banyak kok nantinya. Sambil aku beranjak pergi, mau kembali ke tempat operator. Ehh, kemana mas? Temenin aku dong, siapa tau nanti ad kesulitan lagi. Sambil tangannya meraih tanganku dan menarikku untuk duduk lagi. Disini aja ya.. dan aku mengangguk pelan. Kami berdua mulai browsing situs-situs xxx, dan aku merasa duduk makin merapat. Mata Cintya tak lepas dari monitor, nafasnya terdengar agak memburu (aku juga demikian sihh hehehehe). Terasa tubuhku mulai bersentuhan dengannya, hangat dehh. Tangannya ditumpangkan kepahaku, membuat konty ku meluap meronta-ronta (waktu itu aku masih betul-betul perjaka bayangkeunn), diusap-usap pahaku. Aku beranikan memeluk pinggangnya yang ramping dan aku rapatkan tubuhnya ke tubuhku. Mas, udah pernah kayak yang dikomputer ini ndak? tanyanya pelan, agak berbisik. Wajahnya betul-betul rapat dengan wajahku, bikin aku gelagepan. Belum mbak, pacar aja gak punya, ciuman juga belum pernah jawabku jujur. Ehmmm, kalau gitu di berdiri kemudian berjalan kepintu depan. Pintu dikunci oleh dia, kemudian tulisan closed dibalik. Lalu dia kembali ke tempatku duduk, kembali memeluk aku yang sudah betul-betul panas dingin.Mau nggak kayak gitu?? setengah berbisik Cintya nanya didekat telingaku, seluruh badanku jadi merinding.

Bibirnya ditempelkan ke telingaku. Anjrriiiiittttt, aku gak bisa ngomong apa-apa. Tanpa menunggu jawabanku tangannya menarik tangan kiriku, ditempelkan ke toketnya. Gak terlalu besar sih, tanganku dibimbing untuk membuat gerakan mengusap dan meremas. Setelah aku bisa gerak sendiri, tanganku dilepaskan. Kemudian tangan kanan Cintya menelusup kedalam kaosku, meremas dan memilin-milin putingku. Badanku kayak kejang semua jadinya. Mas, mau kan sama Cintya? Satu malam ini aku milikmu masss suaranya mendesah ditelingaku. Mulutnya memagut bibirku, lidahnya liar masuk kemulutku. Sementara aku mendesah-ndesah keenakan (pengalaman pertama ) tanganku semakin aktif meremas toketnya. Tangan Cintya kemudian membuka beberapa kancing baju dinasnya, ehhh ternyata masih ada kaos dalam. Kaos dalam dia sibakkan ke atas, kemudian BH juga dia sibakkan ke atas. Tanganku ditarik lagi buat meremas-remas toketnya, aku mulai bersemangat. Tangan Cintya menelusup ke celanaku, kontolku yang udah bengkak diremas-remas, ahhhhhh. Ubun-ubun kayak mau meledak. Sementara Cintya terus memagut seisi mulut dan lidahku. Perlhan kaosku dinaikkan keatas, bibir Cintya kemudian pindah menjelajahi dadaku. Prediksi Bola

Lidahnya menjilati putingku. Huuuuuhhhhh, sambil sesekali terasa gigitan-gigitan kecil yang sering bikin aku kaget. Terasa seluruh dadaku disapu lidahnya.., rasanya nyaman-nyaman gimana gitu, lidahnya mulai turun menjilati pusarku. Karuan aja aku mengelinjang kesana-kemari. Perlahan tangannya membuka risluting celanaku, diturunkan sebatas lutut. Didalam cd, kontol ini mulai terasa berdesir-desir, sementara Cintya dengan buas menciumi batang kejantananku. Tak lama kemudian, cd ku dilorotkan sebatas lutut juga. Mas, burungnya lumayan besar ya.. emmm. sambil tangannya mengelus dan meremas-remas batangku. Uhhhh, emang besar ya mbakkk??? tanyaku sambil merem melek. Nggak terlalu besar sih, tapi pas segini nih. Cintya menjawab sambil tangannya mulai mengocok batangku. Massss., burungnya aku emut yaa?? Iya mbak Aku udah gak konsen, Cintya lalu mulai mengulum kepala dan batang burungku pelan-pelan. Lembut banget, tangan kananku dengan gemas meremas-remas rambutnya yang pendek, rapi dan hemmmm., sangat wangi. Dan tangan kiriki meremas toket dibalik baju dinasnya, kenyal banget. Semakin lama kulumannya semakin cepat, aku semakin menggelinjang dan kelojotan.

Ohhhh, Wii.., Cintyaii.., sudahhhh, sudahhh, aku nggak tahannnnn, aku menceracau sejadi-jadinya. Baru pertama kali diemut, sama cewk manis lagi. Wahhhh betul juga, pangkal batangku mulai terasa senut-senut. Cintyaii.., ohhh gak tahan mbakkk senut-senutnya semakin kencang dan akhirnya terasa ada sesuatu menggelegak crottt.., crottt. Spermaku keluar didalam mulut Cintya. Tapi.., aduhhhh Cintya nggak melepas batang burungku, tetap dikulum-kulum dan disedot. Terasa bukan nikmat yang sekarang, tetapi jadi geli gak tertahan. sudah mbakkk, geli aku.. sambil tanganku berusaha melepas kepala Cintya dari burungku. Tak berapa lama ia melepas mulutnya dari burungku, uhhhhhh. Seluruh badan lemas serasa tak bertulang. Cintya tersenyum melihatku, kulihat mulutnya sedikit mengecap-ngecap. Ehhh mbak, spermaku mbak telan ya?? tanyaku. Iya, nggak papa kok. Sehat tuh, rasanya emang agak asin sihh. Lagian daripada nyemprot kemana-mana, bisa kena macem-macem tuhh….” Cintya menjawab sambil tersenyum genit. Tangannya mulai bergerilya lagi mengejar batang burungku yang sudah mulai mengkerut. Dipegang dan mulai dielus lagi…, aku masih menggelinjang geli…, tapi lama-lama mulai terasa hangat dan nikmat lagi.

Mulutnya kembali memagut mulutku, kami berciuman dengan ganas. Aku mulai bisa mengimbangi permainannya. Mas, setelah ini giliranku yang dikasih kenikmatan ya? sambil nafasnya mulai tersengal-sengal. Ya mbak, aku puasin mbak dehh” tanganku dibimbing untuk ikut melepas celana dinas coklat miliknya. Aku plorotkan hingga sebatas lutut. Tampak celana dalam warna hitam yang menutupi gundukan. Nggak sabar sekalian aku plorotin celana dalamnya. Terlihat jembut tebal menghiasi gundukan daging. Tanganku mulai mengusap dan berusaha menyibak jembutnya, mencari sesuatu seperti yang ada di situs-situs porno. Dengan lembut tangan Cintya membimbing tanganku, dan mengarahkan mulutku kea rah memeknya. Cuma karena celana Cuma dilorot sebatas lutut, maka agak sulit untuk sampai ke memeknya. Akhirnya lidahku dapat menjangkau memeknya, kujilat dikit-dikit dan terasa agak basah (hihihi, agak bau keringat ya.., nggak papa). Cintya mulai mendesah lirih, aku tambah ritmenya. Masss, ayo masukin aja ya, udah nggak tahan nih.. Cintya bersuara lirih. Ya mbak Aku kembali berdiri dan bersiap dengan burungku. Tapi aku kebingungan, dengan posisi celanaku yang sebatas lutut dan Cintya yang juga sama kami berdua keliatannya sama-sama bingung.

Mbak, masukinnya gimana nih?? Ehh.., iya ya mas., gimana kalau dari belakang saja? Aku agak nungging ya. Ya deh.., terserah mbak. Aku masih bingung nih.. Lalu Cintya berbalik dan posisi merangkak, kedua pahanya direnggangkan sehingga memeknya sedikit tampak membuka. Sini mas, masukkan, tusuk ke yang sini yaa tangannya menjangkau dan memegang batangku, ditarik pelan-pelan kearah lubang memeknya yang agak basah. Sebentar kemudian, kepala burungku digesek-gesekkan ke memeknya, nikmat sekali. Aku mulai sedikit mendorong batang burungku kelubang memeknya. Pelan-pelan, batangnya mulai ambles kedalam memek. Tanganku mulai meremas-remas pantat Cintya. (gila, bulat banget nih pantat polwan, kenceng banget lagi. Banyak olahraga kali ya?). Terkadang tanganku menyusup kedalam baju dinasnya dan meremas-remas toketnya serta memilin putting susunya. Cintya mendesah-ndesah keenakan. Gimana masss??? Enakkk? terus mas maju mundur aja. Ya mbak, enak. Mbak seksi banget yahh, udah langsing pantatnya montok lagi pujiku jujur. Ahhh mas, bisa aja. Burung mas juga enak kok…, kuat banget, padahal baru keluar habis-habisan lho tadi…” godanya genit. gimana mas perasaannya nggoyang polwan??Ehhh, agak deg-degan juga sambil pinggulku memaju mundurkan batang didalam memeknya. Sambil mataku lihat jam dinding, 22.30. tanganku semakin familiar dengan lekuk-lekuk tubuh Cintya.

Pundak Cintya kemudian merendah, pantatnya sekarang benar-benar nungging, nafasnya mulai memburu tak teratur. Ahhhh mass, enakkkkk, terusss badannya mengeliat-geliat, sesekali tampak pantat bulatnya mengejang. ohhhh. Ohhhhh.., ahhhhhhhh Tampak seluruh badan Cintya mengejang beberapa saat dan kemudian mengendur pelan-pelan. Aku dah orgasme mass., ayo mas terus aja sampe keluar matanya sayu tapi mengerling manja ke arahku. Mau ganti gaya ya mas?? Spooning aja ya? Mas pasti tau dehh yukk. Ya mbak aku pelan-pelan rebah bersama Cintya. Posisi spooning sekarang, aku peluk Cintya dari belakang sambil sku sodokkan burungku berulang-ulang dan sekuat tenaga. ahh, ahhh, ahhh Cintya menjerit pelan, aku terus memompa. Ahhhh mbakkk, akuu keluarrrrr tubuhku mengejang dan crott crottt. Spermaku keluar untuk kedua kalinya Pelukanku ke Cintya bagai mencengkeram sampai Cintya sepertinya sulit bernafas. masss., puas ya ucapnya lembut dan manja, aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Aku melirik jam dinding.., sudah jam 23.15. Ada apa sih mas, kok lihat jam??? Nggak suka ya? Cintya merengut. nggak mbak.., tapi udah hamper jam setengah dua belas, temenku yang aplusan jaga bentar lagi dating jelasku. Ohhh kirain.. senyumnya manja kemudian kepalanya menoleh ke wajahku dan mulai memagut mulutku lagi. ya udah, kita beres-beres dulu yuk.

Aku melepas batangku yang mulai lemas dari memeknya, kuambil tisu untuk menahan dan membersihkan cairan disekitar memeknya. Makasih ya mas sambil dia merapikan kembali seragam polwannya. Merapikan lagi rambutnya yang pendek, aku suka sekali melihatnya. Mbak cantik banget dehhh. ahhh mass., makasih juga. Sama-sama, aku juga sangat menikmati ini kok. Kalau bisa lain kali kita ketemuan lagi, aku percaya kamu kok balasnya masih dengan nada manja. Ehh, boleh minta nomer hp ya mas, supaya bisa ketemuan lagi. Tentu mbak, mbak baik banget. Perjakaku diambil mbak lhoo.. aku sedikit tersipu. Ohhh, maaf ya. Habis aku pngen banget sihhhh semoga kamu suka dan nggak kapok setelah rapi, dia memakai sepatu dan mau membayar internet. ndak usah mbak.., ini bayarannya sudah sangat berlebih kok jawabku. Ahhh yaudah. Makasih ya .. Setelah tukar menukar nomer hp, Cintya membuka pintu dan menyempatkan kissbye yang aku bales dengan lebih mesra. Dan sejak itu kadang-kadang aku ketemuan dengan Cintya diberbagai tempat.Beberapa minggu setelah itu Cintya bercerai dengan suaminya. Hubunganku dengan Cintya hingga tahun 2012. Tahun itu Cintya udah punya suami baru, seorang perwira polisi. Aku ndak berani ketemuan lagi, dan Cintya kayaknya sekarang betul-betul sayang sama suaminya. Aku turut bersyukur saja..Agen Judi Online Terpercaya

  • Bonus Deposit 10% (Khusus Sportbook) Setiap Harinya
  • Bonus Deposit 10 % Khusus Tangkas Setiap harinya
  • Bonus Cashback Sport Up To 16%
  • Bonus Cashback Casino 2%
  • Bonus Rollingan Casino 0.7%
  • Bonus Cashback Sabung Ayam Up To 10%
  • Bonus Referral 2% Seumur Hidup



Share:

Gairah Cinta Satu Malam


Gairah Cinta Satu Malam

Agen Bola Terpercaya - Malam itu aku hanya dapat tidur nyenyak 3 jam saja. Kulihat waktu masih menunjukkan pukul 3 pagi lebih sedikit. Usahaku yang kuat untuk kembali tidur tak membuahkan hasil. Kulihat Iswani masih tergeletak dalam keadaan tidur nyenyak di ranjangnya. Pikiranku berkecamuk soal pekerjaan yang akan kuhadapi sehari lagi dan sama sekali belum kusiapkan. 

Kuputuskan untuk bangun dan duduk termenung di kursi didalam kamar penginapan. Kupandangi meja disebelahku yang penuh dengan botol-botol aqua, beberapa makanan kecil, dan kantung-kantung plastik yang tak ada isinya. Kupindahkan semua barang diatas meja keatas laci, lalu kubersihkan meja itu. Kemudia aku mengambil semua berkas dan catatan tentang pekerjaanku dari dalam tas dan meletakkannya diatas meja. Kubaca satu persatu berkas tersebut dan memilah-milahnya menjadi beberapa bagian. Bagian-bagian yang telah terpilah-pilah itu kubaca lagi dengan lebih teliti dan menguraikan isinya didalam otakku sehingga terbentuklah sebuah bahan informasi yang berhubung-hubungan satu sama lainnya. Beberapa data yang masih kurang demi kelengkapan data kucatat dalam jurnal kerjaku. 

Kemungkinan-kemungkinan tidak kuperoleh data yang kuperlukan juga kucatat. Beberapa langkah alternatif untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk muncul dan ikut kucatat. Dengan berusaha secermat mungkin berdasarkan data yang ada dan catatanku, aku mulai membuat rencana kerja. Setiap baris rencana yang kucatat kubayangkan pula langkah-langkah kerja yang akan kulakukan.

Setiap hal penting yang muncul dari bayanganku kutulis dalam jurnal. Kubaca lagi rencana kerja yang telah selesai kucatat, lalu kurangkai hubungan setiap langkah rencana kerja dan kubuat skemanya. Seusai mengulang dan merubahnya hingga kurasa cukup, kuhentikan kegiatanku tersebut. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 5.42 pagi. Konsentrasi tinggi serta posisi duduk dan letak meja didalam penginapan yang sebenarnya tidak ideal untuk dipakai kerja membuat leherku terasa pegal. 

Selesai mengemasi semua berkas dan catatan, kucoba berdiri dan memutar-mutar kepala untuk melemaskan otot leher dan punggung. Kukenakan jaketku dan keluar dari kamar mencari hawa segar. Di teras kamar aku melakukan stretching selama beberapa menit. Kucoba berputar-putar di sekitar teras. Merasa bosan, kuambil rokokku yang selalu tersedia dalam saku jaket dan kusulut sebatang rokok. Setengah dari rokoknya telah habis ketika kulihat Iswani keluar dari pintu kamar dengan menggunakan kaos oblong besar dan celana pendek sebatas paha. 

“Sudah ngopi, Tok?”, tanyanya. Aku menggelengkan kepala saja dan meneruskan merokok. 
“Tumben Tok tidurmu sebentar, bangunmu pagi sekali ya, aku sempat melihatmu sibuk tapi karena masih ngantuk jadi aku pilih tidur lagi aja daripada membantumu”, komentarnya. 
“Mbak sudah benar, kalau Mbak bangun dan membantuku, bisa-bisa tambah kacau”, kataku sambil memikirkan pekerjaan yang akan kuhadapi besok.
“Mmm.. gitu ya, jangan harap aku mau membatumu lagi ya”, katanya dengan nada bergurau. 
“Ke kafetaria yuk”, ajakku dengan tak menghiraukan gurauannya. 

Beberapa tamu penginapan yang ada di kafetaria menoleh ke arah Iswani ketika kami memasuki kafetaria penginapan. Pura-pura tidak tahu gelagat para pria yang sedang menaksirnya, Iswani mengajakku duduk di meja paling pojok. Aku masih cuek dengan keadaan sekelilingku tapi Iswani agak gelisah dan mengeluhkan ajakanku ke kafetaria. Setelah memesan sarapan, Iswani mulai membuka percakapan, tapi karena pikiranku masih di pekerjaan maka aku hanya berbicara sedikit. 

“Kenapa sih Tok kamu kok banyak diam? nggak seperti biasanya”, tanya Iswani. 
“Nggak apa-apa Mbak, cuma mikir kerjaan besok”, jawabku santai. “Buat apa dipikir sekarang, kan masih besok?”, tanyanya lagi. “Daripada nggak ada yang kupikir”, jawabku. 
“Kenapa nggak mikir aku saja?”, tanyanya dengan senyum genit. 
“Rugi!”, jawabku singkat dengan bergurau tanpa kupikir akibatnya. Sebuah cubitan langsung menancap di tangan kiriku. 
“Aduh Mbak, sakit!”, keluhku agak keras sehingga agak terdengar dan menarik perhatian orang-orang disekitar kami. Mungkin karena malu Iswani segera melepaskan cubitannya.
“Tadi malam tangan kiri, sekarang kanan, Mbak kok suka sekali nyubit sih!”, keluhku.
“Aku nggak rugi, kok”, jawabnya santai. “Enak saja, aku yang rugi Mbak, perusahaan tidak mengasuransikanku dari cubitan”, kataku serius.

Tak lama kemudian pesanan kami datang. 
“Tok, katamu kamu belum pernah punya pacar, benarkah?”, tanyanya yang langsung kujawab dengan anggukan sambil meniup kopi panasku agar agak dingin. 
“Itu karena pikiranmu belum dewasa. Caramu berbicara dengan wanita asal saja tanpa pernah kamu pikirkan akibatnya. Kamu tidak akan bisa membuat wanita senang dengan cara ngobrolmu yang seperti itu.”, nasihat Iswani padaku. 
“Lha terus kenapa Mbak mau nginap denganku padahal aku kan nggak ngajak”, tanyaku dengan suara berbisik. 
“Karena aku tahu bahwa kamu tipe pemuda gila kerja yang cuek dan jujur bukan tipe playboy perayu. Aku suka pemuda seperti itu, cuman terkadang cuekmu sangat keterlaluan. Kamu sendiri kenapa mau?”, jawabnya yang dilanjutkannya dengan pertanyaan. 
“Mana bisa aku menolak dibawah ancaman cubitannya Mbak”, jawabku bergurau. 
“Uhh.. kamu nggak pernah bisa diajak serius”, keluhnya dengan muka masam. 
“Aku duarius Mbak, bukan serius lagi”, kataku ngotot yang hanya dibalas dengan senyumannya. 
“Mbak, pria yang duduk disana ada yang ngelihatin Mbak terus, sepertinya naksir, mau kukenalkan Mbak”, kataku sambil menghabiskan roti bakarku. 
“Memangnya kamu sudah kenal, Tok?”, tanyanya. 
“Nanti setelah Mbak kukenalkan, ganti Mbak kenalkan saya”, jawabku sambil meneguk kopiku yang masih panas dengan hati-hati. 
“Kamu jangan macam-macam, Tok!”, ancamnya padaku yang lagi menikmati rokok.
“Tampangnya sih oke tapi pria seperti itu hanya mau menangnya sendiri seperti bekas suamiku yang pertama”, sambungnya. 
“Terus yang mengantar Mbak ke bus di Balikpapan, suami yang ke berapa?”, tanyaku halus. 
“Dia yang kedua, tapi aku juga cuma istri keduanya, istri pertamanya ada di Jakarta dan mungkin tak tahu mengenai aku. Aku ke Banjarmasin ini juga karena dia mau mengunjungi istri dan anaknya di Jakarta”, jawabnya pelan. 
“Kenapa Mbak mau dimadu?”, tanyaku tambah penasaran. 
“Daripada hidup menjanda, jadi istri muda yang sering ditinggal suami saja seperti ini saja sudah susah apalagi jadi janda kembang”, jawabnya mengeluh. 
“Eh Mbak, jangan besar kepala dulu, iya kalau kembang mawar atau melati, kalau kembang kamboja yang seperti di makam-makam, bagaimana? Pasti yang tertarik adalah golongan hantu-hantu, hehehe..”, gurauku merubah raut muka sedihnya menjadi kemarahan. 
“Iya, terus akan kusuruh hantu-hantu itu nyubitin seluruh tubuhmu tak tersisa”, balasnya dengan senyum kemenangan. 
“Sudah Tok, ayo kembali ke kamar!”, ajaknya. 

Sesampai di kamar aku duduk termenung oleh pikiran pekerjaan diatas ranjang Iswani yang lebih dekat dengan pintu kamar dibanding ranjangku. Sementara itu Iswani melepas pakaiannya hingga tinggal ber-BH dan celana sambil mengambil handuk kering dari tasnya. 

“Melamun apa Tok”, tanya Iswani. Berusaha menyembunyikan pikiranku kujawab seadanya.
“Ah nggak melamun kok, cuma membayangkan rasanya dicubit hantu seperti yang Mbak tadi bilang”. 
“Pingin tahu rasanya?”, tanyanya dengan senyum menggoda dan menuju ke arahku. 

Duduk tepat didepan tangan Iswani sudah mulai merapat dengan tubuhku. Mengantisipasi cubitannya yang menyakitkan, kedua tangannya kutangkap dengan cepat. 

“Mbak, jangan nyubit lagi Mbak, ampun Mbak..”, katau meminta belas kasihannya.
 “Tidak Tok, yang ini pasti kamu suka, percaya deh..”, katanya meyakinkan. 

Meski masih ragu tapi pegangan tanganku sudah mengendor dan tangan Iswani telah mencapai bagian depan celanaku, usapan-usapannya yang halus diatas permukaan celana terasa sampai permukaan kulit kemaluanku. Raguku benar-benar hilang dan tangannya semakin bebas bergerak. Dengan mata terpejam kurasakan usapan tangannya berubah menjadi remasan yang menghanyutkan dan membuat batang kemaluanku semakin tegak mengeras hingga tampak sangat menonjol. Dengan serta merta ditariknya celana pendek dan celana dalamku sekaligus disertai hembusan nafas beratnya yang makin menggebu. Iswani membungkukkan badan dan mendekatkan bibirnya pada ujung batang kemaluanku.

Kubelalakkan mataku ketika merasakan bibirnya benar-benar menyentuh ujung batang kemaluanku. Ciuman basah berimbuh kuluman yang dilakukannya pada ujung batang kemaluanku membuatku mendesah, 

“Ah.. Mbak.. Mbak..”. Dalam hitungan menit aku mengalami shock kenikmatan. 

Seusai kesadaranku berangsur pulih tanganku segera beraksi dengan membuka BHnya dan mengusap-usap punggungnya. Dengan membungkukkan badan kuraih kedua pantatnya yang masih dilindungi celana dalam, lalu kuremas dengan kedua tanganku. Merasa kerepotan membungkukkan badan, tubuhku kembali kuluruskan. Kemudian tempurung lutut kananku dengan sengaja kugesekkan pada selakangannya. Gesekkan tempurung lutut pada bagian depan celana dalamnya ternyata sangat merangsangnya hingga melepas kuluman pada ujung batang kemaluanku. 

Sibuk mengimbangi gesekkan tempurung lutut, Iswani hanya memegang erat batang kemaluanku. Karena tak sabar lagi menahan keinginan untuk menikmati rangsangan yang lebih dari gesekkan tempurung kakiku pada daerah kemaluannya yang masih dibalut celana dalam, ia menegakkan badannya kembali. Dalam posisi berjongkok didepanku ia berusaha melepas celana dalamnya. Ketika celana dalamnya yang berusaha dilepaskannya sampai pada lutut, masih pada posisinya jongkok yang hampir tak berubah.

aku segera membuat gerakan menyelam kebawah selakangannya, membalikkan tubuhku dan mendongkak keatas untuk menempelkan bibirku pada daerah kemaluannya. Kedua tanganku turut andil dengan segera menarik kedua pinggulnya agar liang kenikmatannya dapat segera kuterobos dengan juluran lidahku. Rupanya Iswani punya pikiran yang sama denganku. 

Kedua kakinya mulai ditarik kebelakang, selakangannya menindih mulutku, bibir dan lidahkupun makin berpolah diseluruh bagian kemaluannya. Posisi Iswani yang berada diatas tubuhku segera dimanfaatkannya untuk kembali bermain dengan batang kemaluanku. Mengimbangi rangsangan yang kuberikan pada daerah kemaluannya, Iswani mengulum batang kemaluanku. Selama beberapa menit kami berdua saling memberi dan menerima rangsangan dengan aksi 69 seperti yang pernah kuingat dalam beberapa cerita temanku sebelumnya. 

Iswani menghentikan babak pemanasan dengan menarik tubuhnya, berbaring terlentang sambil menarik tanganku memberi tanda untuk segera menindihnya dan memasukkan batang kemaluanku pada liang kenikmatannya. Tapi kali ini aku ingin bereksperimen. Kubaringkan badanku disebelah kirinya dan kuhadapkan tubuhku kearahnya. Kaki kirinya kuangkat sedikit keatas dan kuletakkan diata pinggulku sehingga batang kemaluanku yang telah mengeras dapat masuk dengan posisi miring. Setelah agak nyaman, kuberi pinggulku dorongan maju-mundur yang semakin cepat.

Tangan kiriku yang bebas meremas kedua payudaranya bergantian. Berbaring nyaman, tubuh Iswani mulai bergoyang seirama dengan gerakanku. Seiring dengan goyangan tubuhnya, Iswani mendesah-desah, 

“Ssh.. ssh.. Tok, mmh..”. Kuperlambat gerakanku untuk memperpanjang babak ini. Kudorong sisi kiri tubuh Iswani sehingga membelakangiku dan sama-sama menghadap kesamping kanan. Kurapatkan dadaku pada punggunya hingga bergesek. Kudorong lebih dalam batang kemaluanku dalam liang kenikmatannya, lalu kugerakkan pinggulku maju mundur. 

Kedua tanganku memegang kedua payudaranya dari belakang badannya. Kucumbu tengkuk kirinya dan sesekali kukulum telinga kirinya. Beberapa saat kemudian tubuh Iswani bergetar seiring dengan klimkaksnya. Getaran klimaksnya seakan menghanyutkan pertahananku hingga akhirnya puncak ledakanku tak dapat kutahan lagi. Kepuasan yang kuperoleh mengantarkanku pada dunia mimpi. Tertidur pulas selama beberapa jam akhirnya aku terbangun oleh suara ketukan pintu. Setelah kukenakan celana pendek kubuka pintu, ternyata yang ada dihadapanku adalah Iswani yang telah kembali balik kekamar setelah keluar entah kemana dan berapa lama.

“Ya ampun Tok, kamu baru bangun!”, teriak Iswani. 
“Hmm.. emangnya kenapa Mbak?”, tanyaku 
“Sudah jam berapa ini? Hampir jam 3 sore tahu!”, tanyanya yang kemudian dijawabnya sendiri dengan menunjuk jam tangannya.

Tanpa komentar sedikitpun aku meninggalkannya menuju kamar mandi sambil membawa pakaian ganti yang telah kuambil dari dalam tasku. Seusai mandi dan mengenakan pakaian aku keluar dari kamar mandi. Kulihat Iswani duduk didepan meja dan mengeluarkan bungkusan yang berisi beberapa roti basah diatas meja. 

“Kamu sudah makan Tok? pasti belum, kalau tidur kamu kok kuat sekali!”, omelnya. 
“Mbak, boleh minta rotinya!”, kataku dengan halus. 
“Makan aja, kalau tahu kamu baru bangun sudah kubelikan makan tadi”, katanya. Setelah melahap 3 potong roti, aku bertanya padanya, 
“Dari mana saja Mbak kok dapat roti enak?” “Tadi aku silaturahmi ke tempat saudara-saudara dan pulangnya dibawain ini”, jawabnya. 
“Oh ya Tok, karena besok kamu sudah mulai bekerja, nanti malam aku akan menginap di Banjar Baru agar tidak mengganggumu. Sekalian saja aku pamitan padamu jika dalam beberapa hari kedepan kita tak bisa ketemu lagi. Ini notanya kamar sudah aku bayar sampai malam ini, jadi besok kalau kamu keluar dari sini jangan kamu bayar lagi tapi kalau melanjutkan silakan bayar sendiri ya. Terima kasih banyak ya mau menemanin aku.”, kata Iswani dan mencium pipiku. 

Terkejut oleh ucapannya yang panjang dan mengagetkan aku hanya mengucapkan 

“Terima kasih banyak, Mbak”. Kemudian Iswani meninggalkan penginapan sementara aku hanya dapat termenung. 


Tiba-tiba aku merasakan sebuah rasa kesepian menyelinap masuk dalam hatiku padahal sejak lama aku terbiasa bepergian jauh seorang diri bahkan dengan jangka waktu yang lebih lama dari ini, tapi kali ini..Agen Judi Online Terpercaya

  • Bonus Deposit 10% (Khusus Sportbook) Setiap Harinya
  • Bonus Deposit 10 % Khusus Tangkas Setiap harinya
  • Bonus Cashback Sport Up To 16%
  • Bonus Cashback Casino 2%
  • Bonus Rollingan Casino 0.7%
  • Bonus Cashback Sabung Ayam Up To 10%
  • Bonus Referral 2% Seumur Hidup



Share:

Nikmat Bercinta 2 Jam Di Diskotik

Nikmat Bercinta 2 Jam Di Diskotik

Agen Bola Terpercaya - Saya akan menceritakan pengalaman saya selama liburan di Beijing, Setelah saya ditinggalkan oleh guru saya ke Guang Zhow, saya menyibukkan diri bersama teman-teman berjalan-jalan keliling Beijing. Kebanyakan teman saya berasal dari Indonesia walaupun ada juga beberapa kenalan saya yang berasal dari Korea, Jepang dan China.

Walaupun saya akrab dengan mereka, tetapi ada beberapa gaya hidup mereka yang tidak dapat saya ikuti karena bertentangan dengan prinsip hidup saya. Teman teman saya sangat suka mengkonsumsi obat-obatan. Mereka pernah menawarkan kepada saya, tetapi saya tolak mentah-mentah karena saya tidak pernah mau terlibat dengan drugs dalam posisi apapun.

Suatu saat, salah satu temanku yang bernama Johan mengajak saya pergi ke diskotik yang cukup ternama di Beijing. Suara hingar bingar terdengar memekakkan telinga bahkan dari luar diskotik sekalipun sudah terdengar. Saya dan Johan memasuki diskotik dan kami memilih duduk di bagian paling atas. Kami memesan dua gelas Whiskey Cola sambil mendengarkan dentuman lagu-lagu disco yang sangat keras dan memekakkan telinga.

Dari atas, saya dapat melihat orang-orang yang sedang menggoyang goyangkan kepalanya ke atas dan ke bawah serta ada pula yang menggoyangkannya ke kiri dan ke kanan. Saya yakin banyak dari mereka yang menggunakan obat obatan untuk mendapatkan sensasi tersebut ketika berdisko.

Di saat saya mendengarkan dentuman lagu disko, datanglah dua cewek yang sangat cantik dan seksi. Mereka mengaku bernama Fi Cien dan Rose. Rose mendekati temanku Johan dan Fi Cien langsung memeluk saya dan duduk di pangkuan saya sambil menciumi pipi saya. Dua gadis binal tersebut mengajak kami ke sofa di lantai atas. Kami berpisah dengan Rose dan Johan sementara Fi Cien mengajak saya ke suatu tempat.

Sambil mencari sofa yang masih kosong, saya dapat melihat banyak sekali cewek-cowok yang sedang bercinta. Ada cewek yang sedang mengoral penis cowoknya dan ada pula yang sedang bergoyang-goyang di atas tubuh cowoknya. Akhirnya kami menemukan sofa yang kosong dan SFi Cien langsung mendorong tubuh saya ke atas sofa sehingga saya langsung jatuh telentang.

Dengan sangat berpengalaman, Fi Cien segera membuka celana saya dan seketika langsung keluarlah penis saya yang panjang tapi masih belum berdiri. Dengan sigapnya, Fi Cien langsung mengulum penis saya sambil mendesis-desis. Tetapi desahannya tidak terlalu terdengar karena bercampur dengan irama lagu disko yang keras. Saya merasakan nikmat yang teramat sangat ketika ia menjilati penis saya sehingga membuat penis saya bertambah lama semakin menegang dan memanjang.

Fi Cien kemudian pindah posisi ke dekat saya tetapi dia masih asyik menjilati penis saya. Saya semakin horny dan Fi Cien terus mempercepat jilatannya. Sampai akhirnya kira-kira 20 menit kemudian, saya menyemprotkan sperma saya karena jilatan-jilatannya sehingga mulut Su Ling dipenuhi oleh cairan sperma saya.

Saya puas sekali dengan pelayanannya. Ketika ia melihat saya yang sedang tersenyum puas, ia langsung membuka pakaiannya sehingga dia telanjang total. Saya terkejut sekali karena ia membuka pakaiannya di tengah tengah hingar bingar ruangan diskotik tersebut. Tetapi saya yakin orang tidak begitu memperhatikan karena suasana saat itu sangat gelap, jadi hanya orang dalam jarak tertentu saja yang dapat melihat silhouette tubuh Fi Cien yang bagaikan gitar spanyol.

Dia membuang pakaiannya ke meja dekat sofa dan langsung memelukku dan menciumi bibir serta mataku. Gosokan tubuhnya dan tubuhku membuat penisku bangun kembali dan aku kembali terangsang. Fi Cien nampaknya tahu bahwa aku sudah terangsang karena ia dapat merasakan tegaknya penisku yang tepat berada di sekitar kemaluannya. Dengan tanpa menggunakan kondom, Fi Cien langsung mulai memasukkan penisku kedalam liang kenikmatannya.

Di saat penisku memasuki liang surgawinya, aku merasakan sensasi yang amat sangat dahsyat. Fi Cien mulai memutar-mutarkan tubuhnya seakan-akan membentuk lingkaran dan dengan irama yang cepat dia menaik-turunkan badannya sehingga penisku seperti diurut-urut dan aku merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa. 

Sambil naik turun dengan irama yang cepat, dia mendesis seperti ular sambil mengusap-usap dadanya yang lumayan besar. Dia mengusap-usap sambil sesekali memilin putingnya sehingga saya merasakan sensasi yang nikmat sekali. Saya tahu bahwa Su Ling memang benar-benar terangsang dan bukannya dibuat-buat, karena terbukti dari vaginanya yang sudah sangat basah dan mengakibatkan semakin lancarnya gosokan penisku di dalam liang vaginanya.

Dia benar benar menghayati permainan ini dan saya pun semakin berani memegang tubuhnya dan mempercepat gerakan permainan kami sambil sesekali memegang payudaranya yang seksi dan proporsional itu. Fi Cien terus menggenjot tubuh saya sampai suatu ketikaFi Cien mendesah panjang “Hmm…, arrghhh….”, tubuhnya semakin bergetar hebat sambil memeluk tubuh saya.

Nampaknya dia sudah sampai pada saat klimaksnya karena saya dapat merasakan cairan kewanitaannya telah membanjiri penis saya. Tetapi hal itu tidak membuat dia menghentikan permainannya karena dia masih terus menggenjot tubuhku sehingga saya benar benar tidak tahan lagi dan ingin menyemprot vaginanya dengan sperma saya kembali.

Sambil memegangnya kuat-kuat, saya mempercepat gerakan tubuh saya hingga akhirnya saya menyemprotkan sperma saya di dalam liang kenikmatannya sembari saya memeluk dan mengusap-usap rambut panjangnya sambil sesekali mencium bibirnya yang tipis.

Setelah kami bercinta selama 2 jam, kami akhirnya merapikan diri masing-masing dan saya mengenakan baju kembali, dan sebelum saya mencari Johan, saya memberikan 3 lembar uang ratusan kepada Fi Cien dan dibalasnya dengan ciuman bibir olehnya kepada saya.

Kami berpelukan untuk beberapa menit dan Fi Cien menemani saya mencari Johan. Akhirnya kami menemukan Johan yang telah selesai pula bercinta dengan Rose, dan setelah Johan memberikan uang kepada Rose, kami turun dari lantai ruangan atas dan bersama melanjutkan acara kami dengan berdansa mengikuti alunan irama disko.Agen Judi Online Terpercaya

  • Bonus Deposit 10% (Khusus Sportbook) Setiap Harinya
  • Bonus Deposit 10 % Khusus Tangkas Setiap harinya
  • Bonus Cashback Sport Up To 16%
  • Bonus Cashback Casino 2%
  • Bonus Rollingan Casino 0.7%
  • Bonus Cashback Sabung Ayam Up To 10%
  • Bonus Referral 2% Seumur Hidup



Share:

Terobsesi Dengan ABG Polos dan Culun

Terobsesi Dengan ABG Polos dan Culun

Agen Bola Terpercaya - Aku ingat Dhea waktu dia masih kecil. Dia anak temanku yang paling kecil, Dhea benar-benar membuat hatiku tidak karuan, dengan rambut sebahu, hitam legam ikal. Umurnya sekitar 15 atau 16 tahun sekarang, dan wajahnya yang baby face membuatnya seperti tak berdosa. Ketika melihat Dhea untuk yang kesekian kalinya, aku bersumpah kalau aku harus berhasil tidur bersamanya sebelum aku pergi dari kota ini. Dan aku sudah menjalankan rencanaku. Aku main ke rumah Dhea bekali-kali, sepanjang siang dan malam sampai aku telepon untuk mengetahui kapan Dhea ada sendirian dan kapan orang tuanya ada. Dan pada waktu malam aku memutuskan untuk masuk ke rumah Dhea aku sudah memastikan bahwa orang tua Dhea sudah tidur dan Dhea ada di kamar tidurnya. Rencanaku akan kuperkosa Dhea sementara orang tuanya tidur di kamar mereka.

Tubuhku kaku karena tegang, waktu aku buka jendela belakang rumahnya pakai linggis. Suara jendela yang terdongkel terdengar seperti letusan membuatku harus diam tidak bergerak selama setengah jam menunggu apakah ada penghuni rumah yang terbangun. Untung saja semuanya masih dalam keadaan sunyi senyap, dan aku memutuskan untuk masuk. Tubuhku sekarang gemetar. Setiap langkahku seperti membuat seluruh rumah berderit dan aku siap meloncat melarikan diri. Tapi waktu aku sampai di depan kamar tidur Dhea rumah itu masih gelap dan sunyi senyap. Aku buka pintu dan masuk sambil menutupnya kembali. Aku seperti bisa mendengar jantungku yang berdetak keras sekali. Aku belum pernah setakut ini seumur hidupku. Tapi bagian yang paling susah sudah berhasil aku lampaui. Kamar tidur orang tua Dhea ada di lantai dasar. Aku berdiri di samping ranjang Dhea memilih langkah selanjutnya. Perlahan penisku mulai menegang sampai akhirnya besar dan tegang sampai ngilu. Mata Dhea terbuka menatapku tidak bisa bernafas. Aku ada di sebelah ranjangnya mencekik lehernya, sementara tangan kiriku mengcungkan belati di depan wajahnya.

“Diem. Jangan bergerak, jangan bersuara, atau lo mati.” aku dengar nada suaraku yang lain sekali dari biasa. Kedengarannya bengis dan kejam.
Dhea tetap terlihat cantik. Umurnya lima belas tahun. Dia terbatuk-batuk.
“Kalau aku lepasin tanganku, lo berguling tengkurap dan jangan berisik atau aku potong leher lo.” Aku tentu tidak bermaksud akan membunuh dia, tapi paling tidak itu berhasil bikin Dhea ketakutan. Dhea langsung menurut dan segera kuikat tubuhnya, menutup mulutnya dengan plester, dan mengikat pergelangan tangannya di belakang.

Selimut yang menutupi tubuh Dhea sekarang sudah ada di lantai, dan aku bisa melihat jelas gadis yang lagi tengkurap di depanku. Tubuh Dhea langsing dan mungil, dan baju tidur yang dipakainya terangkat ke tas membuatku bisa melihat kakinya yang putih dan mulus. Ereksiku sudah maksimal dan aku sudah tidak tahan sakitnya, celanaku menyembul didorong oleh penisku yang besar, dan bersentuhan dengan pantat Dhea yang mungil. Aku menindih Dhea dan bergoyang-goyang membuat penisku bergesekan dengan pantat Dhea dan dengan tanganku yang bebas kuraba bagian dada Dhea yang masih ditutup oleh dasternya. Buah dada Dhea masih kecil, yang membuatku makin birahi. Mulutku bersentuhan dengan telinga Dhea.
“Lo benar-benar sempurna. Tetap diam dan aku akan pergi sebentar segera.”

Mata Dhea terpejam seakan-akan telah tertidur kembali. Aku lepaskan celana trainingku dan celana dalamku sampai ke kakiku tapi belum aku melepaskannya dari badanku, sambil menatap bagian belakang tubuh Dhea yang indah. Kakinya yang telanjang membuat nafasku berat, dan dasternya tidak bisa lagi menutupi pantatnya yang ditutupi celana dalam putih. Dan tangannya yang terikat erat benar-benar membuat Dhea sempurna buatku. Aku buka kaki Dhea tanpa perlawanan yang berarti, dan membenamkan wajahku, yang membuat Dhea mengeluarkan erangan untuk pertama kalinya. Aku benamkan wajahku ke selangkangan Dhea, menikmati wangi tubuh Dhea, yang terus mengerang ketakutan. Selanjutnya aku raba-raba vaginanya yang tertutup celana dalam dari belakang, meraba, dan akhirnya menusuk-nusuk dengan jariku. Ini membuat erangan Dhea makin keras sehingga aku harus mengancamnya lagi dengan belatiku. Kemudian kulihat dia gemetar dan kelihatannya mulai menangis. Celana dalamnya lembab, dan aku jadi berpikir mungkin Dhea mulai terangsang oleh jariku.
“Lo suka Dhea? Hei, lao suka tidak?” Dhea hanya menangis. Aku terus meraba vaginanya, sampai aku tidak tahan lagi, dan langsung kutarik celana dalam Dhea sampai lepas.

Aku makin mencium bau tubuh Dhea. Dan aku mulai gila. Aku balik lagi badannya, karena aku tahu aku lebih mudah ngerjain Dhea lewat depan. Dhea berbaring tidak nyaman, berbaring telentang dengan tangan terikat ke belakang, dan telanjang mulai pinggang ke bawah, rambut kemaluannya yang masih tipis terlihat jelas. Ia menatap mataku, air mata membuat pipi Dhea berkilat tertimpa cahaya lampu kamarnya. Aku tidak begitu suka lihat tatap mata Dhea, aku jadi berpikir untuk bikin dia tengkurap lagi begitu penisku sudah masuk ke vaginanya. Aku menempatkan tubuhku, aku harus memnyuruhnya beberapa kali untuk membuka kakinya lebih lebar, seperti dokter gigi, “Ayo lebih lebar sayang, lho kok segitu, lebih lebar lagi, bagus anak manis..”, Aku ingin tahu dia masih perawan atau tidak. Dhea tidak meronta-ronta, soalnya aku masih pegang belatiku, tapi terus menangis tersedu-sedu, dan mengerang-erang, berusaha berkata sesuatu.
“Lo masih perawan tidak Dhea? Masih? Masih apa tidak.”

Dhea terus menangis. Aku angkat dasternya ke atas lagi. Di depan Dhea agak rata, buah dadanya hanya sekepal dengan puting susu yang mengeras. Aku pikir itu karena udara dingin, tapi mungkin juga bagian dari tubuh Dhea yang emang terangsang.
“Bukan gitu sayang, lo musti buka lebih lebar lagi..”

Aku tekan penisku di belahan vaginanya yang masih mungil. Terasa basah. benar-benar super sempit. Kutarik lagi penisku dan kumasukkan jariku, dan merasakan jepitan vagina Dhea yang hangat yang membuat penisku ingin merasakannya juga. Aku gerakkan penisku maju mundur beberapa kali dan mengarahkan penisku lagi, tegang seperti tongkat kayu.

“Buka lagi manis. Lo benar-benar cantik. Aku cuma mau perkosa kamu terus pergi.”

Aku harus mendorong, bergoyang, berputar, dan akhirnya mengangkat kedua kaki Dhea ke atas sebelum aku berhasil mendorong kepala penisku masuk ke vagina Dhea. Aku lihat lagi buah dada Dhea dengan putingnya yang mencuat ke atas, mata yang memohon dan meratap dengan air mata dan aku dorong penisku masuk ke vagina mungil milik gadis berumur lima belas tahun itu dengan seluruh tenagaku. Dhea menjerit, diredam oleh plester, membuatku makin semangat. Vaginanya sempit sekali seperti menggenggam penisku. Dia ternyata tidak basah sama sekali. Aku perkosa dia dengan kasar, seakan-akan aku ingin membuatnya mati dengan penisku, berusaha membuat Dhea menjerit serta aku menghentak masuk. Dhea semakin histeris sekarang.

Keadaanku sudah 100 persen dikuasai birahi, dan sekarang aku memusatkan perhatian untuk menyakiti Dhea, dan aku tidak punya lagi rasa kasihan buat Dhea. Aku terus menghentak-hentak di atas tubuh Dhea, dengan kecepatan yang brutal, dan tubuhnya yang mungil terbanting-banting karena gerakanku. Aku merasa aku seperti merobek vagina Dhea dengan penisku, dan membuatku makin terangsang, mendorongku bergerak makin brutal. Di sela-sela gerakanku, aku jatuhkan belatiku dan kulepaskan celanaku yang membuat tanganku bebas menggunakan tubuh Dhea. Aku kesetanan merasakan tubuh Dhea, aku meremas setiap bagian tubuh Dhea, meremas buah dadanya, menjepit puting susunya, dan menggunakan bahunya yang kecil buat menopang tubuhku.

Aku hampir tidak ingat apa aja yang aku kerjakan sama Dhea. Dhea beberapa kali meronta pada awalnya, berusaha membebaskan tangannya, berusaha berguling, berusaha mengeluarkan penisku dari vaginanya. Wajah Dhea memancarkan rasa panik dan takut, dan aku terus memperkosanya sekuat tenagaku, seakan-akan itu masalah hidup dan matiku. Seaat sebelum aku mengalami orgasme aku menarik penisku keluar dan Dhea langsung berusaha untuk berguling. Aku jambak rambutnya dan menariknya.
“Brengsek, tidur ke lantai.”

Aku tarik kepalanya sampai menempel ke lantai. Sementara dia jatuh berlutut, tapi Dhea sama sekali tidak bisa mengangkat wajahnya dengan tangan masih terikat ke belakang. Kepala Dhea terbenam ke lantai. Dhea masih menangis dan gemetar. Aku masukkan lagi penisku ke vagina Dhea tanpa kesulitan, karena penisku sudah seluruhnya dilumuri darah perawan Dhea. Aku masukkan dari belakang sebelum Dhea sempat meronta, aku pegangin pinggulnya sementara aku terus mendorong sekuat tenaga. Dengan pantat masih nungging ke atas aku tekan punggung Dhea dengan tanganku sehingga kepala dan dada Dhea makin terhimpit ke lantai, dan aku terus memperkosa dia dengan gaya seperti anjing. Dan Dhea sendiri sekarang mendengking-dengking seperti anak anjing yang ketakutan. Sekarang kutarik lagi rambutnya, membuat kepala Dhea terangkat.

Dhea benar-benar cantik dan tak berdaya, tangannya terikat di punggung. Aku terus menyetubuhinya dengan keras dan tidak berirama, kadang brutal berhenti sedetik dan mulai lagi dengan keras, dan bergatin menekan punggungnya ke lantai lalu menarik rambutnya hingga ia mendongak lagi, sampai aku merasakan tanda-tanda ejkulasi lagi. Aku ingin sekali melepas plesternya dan memasukan penisku ke mulutnya yang mungil, tapi untung saja aku masih sadar kalau itu bisa bikin aku ketahuan, jadi aku tetap metahan penisku di liang kenikmatan Dhea sedalam-dalamnya dan melepaskan ejakulasiku. Aku pegangin belahan pantat Dhea dekat dengan selangkanganku waktu aku menyemburkan spermaku ke rahim Dhea yang menerimanya dengan tatapan mata panik.
“Oh Dhea, sayangku, oh, oh..”

Penisku bekerja keras memompa, berdenyut, menyemburkan sperma ke tubuh Dhea, dan aku belum pernah mengeluarkan sperma sebanyak ini selama hidupku. Dhea tetap diam tidak bergerak, terengah-engah. Nafasku juga terputus-putus, dan bergidik sedikit ketika aku mengejang lagi dan menyemprotkan sisa spermaku ke rahim Dhea. Aku menghentak dia beberapa kali lagi, sekarang dengan penuh perasaan seperti sepasang kekasih. Dhea sadar bahwa aku sudah selesai, dan menerima gerakanku yang terakhir ini masih tak bergerak, dengan kepala terbenam ke dalam karpet kamarnya yang tebal.

Aku tarik penisku keluar. Dan aku langsung merasa cemas lagi. Aku langsung mengenakan pakaianku, dan secara ajaib masih ingat untuk mengambil belatiku dan memikirkan sesuatu untuk aku ucapkan pada Dhea.

“.. Makasih sayang”, aku berbisik lirih, dan langsung melarikan diri.

Dan biarpun aku sempat cemas ketika aku sudah dalam perjalanan ke luar kota, beberapa saat kemudian aku kembali dipenuhi hasrat baru. Aku berpikir untuk kembali dan menculik Dhea serta mengajak beberapa orang temanku untuk mencicipinya.Agen Judi Online Terpercaya

  • Bonus Deposit 10% (Khusus Sportbook) Setiap Harinya
  • Bonus Deposit 10 % Khusus Tangkas Setiap harinya
  • Bonus Cashback Sport Up To 16%
  • Bonus Cashback Casino 2%
  • Bonus Rollingan Casino 0.7%
  • Bonus Cashback Sabung Ayam Up To 10%
  • Bonus Referral 2% Seumur Hidup



Share:

Ku Setubuhi Temenku yang Setengah Mabuk

Ku Setubuhi Temenku yang Setengah Mabuk

Agen Bola Terpercaya - Cerita ini bermula waktu jumat malam sabtu sekitar jam setengah 12 malam. Tiba-tiba aku menerima telepon dari Rara, teman kuliahku dulu. Udah lama aku gak denger kabar dari. Dulu aku sering jalan bareng sama dia dan anak-anak dari jakarta. Biasalah, waktu di kampus kan kita primodial banget

Tapi gak ada ruginya temenan sama Rara kok, orangnya cantik, tinggi semampai, body aduhai dan yang terakhir yang aku suka banget dari Rara adalah rambutnya. Dari awal kuliah sampe selesai rambut Rara yang hitam legam itu selalu panjang. Apalagi kalau ditata sedikit menggelung, hmmm aku selalu nganggep dia barbie doll banget

“Halo Ra ? ada apa nih, tumben nelpon aku. Malem-malem lagi !” tanyaku.

“Yan, bisa jemput aku di XXX gak ?” tanyanya sambil menyebut salah satu tempat hiburan malam yang cukup ternama di kota bandung.

“Ha ? Kamu ada di Bandung ? Bukannya kamu di jakarta ? Terakhir aku denger kamu dah kerja di Jakarta ?” tanyaku heran, ngapain malem-malem Rara tiba-tiba ada di Bandung.

“Yan ceritanya entar aja deh, sekarang please jemput aku. Dah malem banget nih” rajuk Rara padaku sedikit memelas.

“Ok deh, kamu tunggu sebentar, aku jemput sekarang, 10-15 menit deh” jawabku. Kemudian aku bersiap-siap mengeluarkan mobil untuk menjemput Rara.

Dalam perjalanan pikirannku penuh dengan pertanyaan. Pertanyaan terbesar tetap saja, ngapain Rara melem-malem ada tempat hiburan malam di Bandung, sendirian lagi. Yang lebih aneh kenapa minta jemput sama aku ? makin aneh !

Sesampainya di tempat hiburan malam tersebut, aku memarkir mobilku. Setelah turun, aku segera menemukan Rara sedang berdiri di pintu masuk. Kondisinya agak aneh.

“Halo Ra ! Sendirian ?” tanyaku. “Iya Yan..” jawabnya lemah. Matanya kelihatan merah sekali.

“Ra, kenapa nih ada disini ? Hmm.. sorry ya, kamu mabuk ya ?” tanyaku menyelidik.

“Yan bisa kita berangkat sekarang gak ? gak enak nih diliatin sama orang-orang” ajaknya. Aku melihat sekeliling, memang sih beberapa security dan pengunjung yang baru datang memperhatikan kita dengan tatapan aneh.

“Oke deh, ayo. Mobilku kesebelah sana.” ajakku ke Rara untuk naik ke mobil.

Setelah menghidupkan mobil dan mengemudikan keluar areal parkir, aku bertanya ke Rara “Mau kemana nih Ra ?” tanyaku. “Kemana aja deh Yan” jawab rara yang duduk disebelahku.

“Kamu nginep dimana ?” tanyaku. “Belom punya tempat nginep” jawabnya singkat. “Loh, gimana sih. Dah malem banget loh Ra, aku anter cari hotel ya” tawarku.

“Yan aku boleh nginep tempat kamu gak. Semalem aja, aku lagi butuh ditemenin nih” pintanya. “Kamu gak pa-pa nginep ditempat aku ? Rumah kontrakan aku kecil loh, berantakan lagi. Biasa, rumah bujangan” jawabku sambil tersenyum. “Aku dah tahu kamu emang berantakan dari dulu” jawabnya tersenyum kecil. Akhirnya dia tersenyum juga

“Ya udah kita pulang aja ya, kayaknya kamu juga dah cape banget.” ajakku. “Dari Jakarta kapan ?” tanyaku. “Tadi sore” jawab Rara. “Jadi dari jakarta kamu langsung ke xxx ?” tanyaku heran. Dia cuma tersenyum kecil. Dasar nakal !

“Sorry nih Ra, kamu lagi ada masalah ya ?” tanyaku. Dia terdiam sejenak, kemudian menjawab “Ya gitu deh.” jawabnya. “Boleh aku tau gak masalahnya sampe kamu jadi kayak gini” tanyaku lagi. “Yan boleh gak nanya dulu gak ? Please…” pintanya. “Aku cuma butuh ditemenin sekarang, tapi janji aku ceritain, kamu kan orang yang jadi repot gara-gara masalahku ini” lanjut Rara. “OK deh, kalo kamu lagi gak pengen ngomongin, aku gak bakal nanya lagi” jawabku.

Sesampainya dirumahku, ternyata Rara gak ada persiapan apa-apa untuk pergi ke bandung, dia cuma membawa tas kecil yang berisi dompet dan peralatan kosmetik. “Ra pake bajuku aja deh, baju kamu kan dah kotor dipake perjalanan” kataku sambil memberi Rara bajuku yang paling kecil dan celana pendek berkaret. “Ok deh” jawabnya menerima baju tersebut. Kemudian Rara masuk kekamar mandi membersihkan badan dan berganti pakaian. Sementara aku membersihkan kamarku untuk ditempati Rara dan aku menggelar kasur di ruang tamu untuk tempat aku tidur. Aku memang punya kasur cadangan untuk persiapan kalo ada keluarga ato teman yang mau manginap.

“Ra kamu tidur di kamar aku aja ya, tuh aku dah siapin” kataku ke Rara. “Aduh sorry Rian, aku jadi ngerepotin banget” katanya. “Trus kamu dimana ?” tanya Rara. “Tuh di ruang tamu, aku punya kasur cadangan kok” jawabku.

“Kamu dah makan malem ?” tanyaku. “Udah, pake beberapa gelas bir” jawabnya sambil ketawa. “Dasar kamu… Ya udah aku punya french fries sama nugget, mau aku gorengin gak ?” tawarku. “Bolehlah, dari pada gak ada apa-apa” jawabnya sambil tertawa kecil. Akhirnya aku memasakkan dia kentang goreng, nugget dan sosis, emang cuma ada itu di kulkasku. Aku juga membuatkan dia teh hangat. Setelah makan dan minum, terlihat Rara agak segaran dikit.

“Ya udah Ra, kamu tidur aja sekarang, udah jam setengah 2 nih” kataku. “Lagian aku juga dah ngantuk banget” lanjutku. “OK deh” jawab Rara yang kemudian beranjak masuk ke kamar, sebelum masuk dia sempat ngelambain tangan ke aku sambil tersenyum. Dasar nih orang, ngerepotin tanpa perasaan

Kemudian aku rebahan di kasur dan menyalakan televisi. Tv memang ada di ruang tamuku. Aku mengecilkan suaranya supaya tidak mengganggu Rara. Walaupun aku dah ngantuk, tapi susah sekali aku memejamkan mata.

Sekitar 15 menit kemudian, Rara keluar dari kamar an menghampiri aku. “Ada apa Ra ? butuh sesuatu ?” tanyaku. Rara cuma diam tapi kemudian rebahan disampingku, bahkan dia menarik selimut yang aku pakai supaya dia kebagian.

“Kan aku dah bilang yan, aku lagi butuh ditemenin. Aku boleh tiduran disini gak ? Aku masih pengen ngobrol-ngobrol dulu sama kamu” kata Rara. “Tapi Ra, kita kan beda” jawabku. “Beda gimana ?” tanya Rara yang sudah rebahan disebelahku. “Ya kamu kan cewek, aku cowok, trus kita dah sama-sama dewasa, apa kamu gak takut” tanyaku. “Hmmm.. masa sih kamu mo nyakitin aku ? Setau aku dari dulu kamu kan baik sama aku Yan.” jawab Rara. Aku cuma menarik nafas, pikirku mungkin aku baik sama dia, tapi kan aku juga cowok biasa, mana ada cowok yang gak pusing ada cewek cantik tidur disebelahnya

“Ya terserah kamu aja sih, walau menurutku agak aneh. Tapi berhubung kamu sedikit mabuk wajarlah” kataku. Rara cuma tersenyum kecil.

“Ra, ngapain kamu ada di Bandung, trus dari sekian banyak orang di bandung kenapa sih kamu minta aku yang jemput ?” tanyaku. “Gak tau Yan. Dipikiranku cuma ada kamu yang bisa aku percaya dan aku repotin” jawabnya. Aku tersenyum kecil, sialan nih cewek, di baikin malah manfaatin. “Inget waktu kuliah dulu ga yan, kamu kan bantu aku terus” lanjut Rara. Aku terdiam mengingat masa lalu, memang sih Rara dulu gak semangat banget kuliahnya, kalo gak dibantu mungkin gak selesai.

“Inget waktu skripsiku dulu gak ? Kan kamu banyak banget bantu aku” lanjut Rara. “Kayaknya aku gak bantuin deh, tapi ngebuatin” jawabku sambil tertawa. “Ye… tapi kan aku dah bayar pake makan-makan” jawab Rara sambil memukul lenganku. “Masa sih bayarnya cuma makan-makan” jawabku sambil terus tertawa. “Jadi dulu gak iklas nih” tanya Rara cemberut. “Ya iklas lah, namanya juga temen” jawabku. kami berdua tertawa.

“Ra, seinget aku, kamu dulu cewek baik-baik banget deh. Walau kamu trendi abis, selalu gaya, tapi gak pernah aneh-aneh. Tapi coba liat sekarang, tiba-tiba dateng ke bandung, mabok, trus nginep di tempat cowok lagi” kataku.

Rara cuma terdiam sambil memandangi cincin yang dipakai di jari manisnya. Kemudian dia melepas cincin itu dan meletakkannya di lantai. “Ini gara-gara tunangan gue yan” kata Rara lirih.

“Jadi kamu dah tunangan ?” tanyaku. Rara cuma mengangguk kecil. “Dulu..” jawabnya singkat. “Kok dulu ?” tanyaku heran.

“Sampe siang tadi sih yan. Hari ini kan libur, maksud aku sih mau istirahat aja dirumah. Tapi tiba-tiba tunanganku dateng sama seorang cewek. Dia mo mutusin tunangan kita. Dia mo nikah sama cewek itu minggu depan yan, cewek itu dah hamil” kata Rara sambil terisak. “Oh gitu” jawabku prihatin.

“Masalahnya dia udah ngelamar aku yan, tanggal pernikahan juga udah ditentuin, persiapan juga udah dimulai” lanjut Rara dengan tangisnya yang menjadi. “Mau bilang apa coba aku sama keluargaku Yan, aku malu banget” lanjut Rara menangis.

“Ya mo gimana lagi Ra, masalahnya emang berat banget” kataku kemudian memeluk dia. Lama sekali Rara menagis dipelukanku. Aku gak bisa banyak komentar, emang masalahnya pelik banget sih. Setelah tangis reda, pelukan kami lepaskan, aku dan rara rebahan saling bersisian kembali.

“Mungkin emang dia bukan jodoh kamu Ra.” kataku ke Rara. “Iy sih, tapi masa sih dia ninggalin aku gitu aja” jawab Rara. “Abis mo gimana lagi Ra ? Anak yang dalam kandungan cewek itu gimana ? Kan harus ada yang tanggung jawab” jawabku. “Kalo misalnya kamu maksain nikah sama dia, apa kamu mau seumur hidup tersiksa mengingat cowok yang kamu nikain ternyata gak bertanggung jawab sama darah dagingnya sendiri”

“Iya juga sih. Kalo aku jadi cewek itu, aku pasti juga nuntut tanggung jawab” kata Rara. “Ya masih untung lah mantan tunangan kamu masih mau tanggung jawab” kataku.

“Sebenernya dia dulu pernah minta ML sama aku, tapi aku tolak Yan. Mungkin kalo dulu aku kasih enggak jadi begini kejadiannya” kata Rara blak-blakkan. “Walaupun demikian Ra, menurut aku gak bisa jadi alasan terus dia selingkuh dan ngehamilin cewek laen” Kataku.

“Dasar cowok, kenapa sih pikirannya seks melulu” kata Rara sedikit meninggi. “Emang tuh, makanya aku gak mau pacaran sama cowok” jawabku sambil tertawa. Rara ikutan tertawa.

“Rian, kamu dah pernah ML gak ?” tanya Rara menyelidik. Aku cuma tersenyum kecil. “Kok gak jawab ? dah pernah ya ?” tanya Rara dengan sangat ingin tau. “Tuh kan diem aja, berarti dah pernah. Dasar cowok sama aja, pikirannya gak jauh-jauh dari selangkangan” kata Rara sambil memukuli dadaku.

“Ya walaupun dah pernah tapi aku kan gak ngelingkuhin tunanganku dan ngehamilin cewek laen” jawabku menggoda Rara sambil tertawa. “Sama aja, dasar cowok. Brengsek semua” kata Rara sambil mengubah posisi yang awalnya menghadapku menjadi menghadap keatas. Aku masih tertawa.

“Yan emang ML enak banget ya, kok banyak banget sih yang belom nikah tapi dah ML, sampe hamil lagi” tanya Rara. “Enggak Ra, ML sakit banget, makanya aku gak mau lagi” jawabku becanda. Rara mencubit pinggangku. “Ihh… ditanya serius malah becanda” kata Rara.

“Abis kamu pake nanya sih. Ya pasti enak lah, kalo enggak kenapa semua orang pengen ML dan jadi ketagihan lagi” Kataku. “Mungkin kalo ML gak enak manusia udah punah kali. Gak ada yang mau punya anak kalo MLnya ga enak ato sakit” kataku bercanda. Rara cuma ketawa kecil.

“Emang enaknya kayak gimana sih” tanya Rara. Aku terdiam sejenak. “Gimana ya Ra, aku susah untuk neranginnya, tapi emang ML kegiatan paling enak dari semua kegiatan. Entar kamu juga ngerti kok kalo udah ngalamin” jawabku.

“Hmm… enaknya kayak coklat gak ?” tanya Rara semakin aneh
“Gimana ya Ra, kalo kita makan coklat kan rasa enaknya konstan, sebanyak yang elo makan ya enaknya kayak gitu aja. Tapi kalo ML enaknya ada tahapannya. jadi enaknya berubah-ubah tergantung tahapnya, kayak ada sesuatu yang dituju, ya orgasme itu” jawabku.

“Emang orgasme itu kayak apa sih ?” tanya Rara lagi. “Aku gak ngerti orgasme cewek ya, tapi kalo dicowok sih orgasme biasanya barengan sama keluarnya sperma. Dicewek kayaknya sih mirip, abis kalo cewek udah orgasme biasanya vaginanya banjir lendir” jawabku. “Gitu aja ?” tanya Rara. “Ya enggak lah” jawabku. “Kalo dah orgasme badan rasanya rileks banget, kaya diawang-awang gitu deh sangking enaknya”. lanjutku.

“Jadi mau..” kata rara dengan muka pengen. Aku mendorong jidat Rara sambil berkata “Udah tidur sana, pikiran kamu dah kacau tuh”, walaupun sebenarnya aku juga jadi mau

“Tapi bener Yan, aku jadi mau. Kamu mau gak ?” tanya Rara. Aku cuma diam. “Kenapa Yan, aku kurang cantik ya ? ato aku kurang seksi sampe kamu gak mau ?” tanya Rara.

“Bukan begitu Ra. Kamu tuh lagi mabok, belom sadar bener. Pikiran kamu jadi kacau. Mendingan kita tidur aja deh, dari pada ngelakuin sesuatu yang mungkin nanti kita seselin besok pagi.” kataku. Rara mengangguk kecil.

“Ya udah, kita tidur. Tapi sebelum tidur aku boleh peluk kamu gak ? Sekali aja..” tanya Rara. Aku memandangi Rara kemudian memeluknya. Rara melingkarkan tangannya dileherku sedang aku memeluk pinggang langsing Rara. Paha Rara menjepit pahaku diselangkangannya.

“Ma kasih ya Yan, kamu selalu bantu aku kalo aku ada masalah” kata Rara. “Iya, iya, sekarang kamu tidur istirahat, biar pikiran kamu tenang besok” kataku sambil mengelus-elus rambutnya. Kemudian aku mengecup kening Rara. Pelukan Rara makin erat, aku melanjutkan mengelus-elus rambutnya, kadang aku mengelus punggungnya.

“Yan cium lagi dong” kata Rara. Aku mengecup keningnya lagi. “Bukan disitu” kata Rara lagi. “Disini ?” kataku sambil menunjuk pipinya, kemudian aku mengecup pipi yang merona merah itu. “Bukan disitu” kata Rara lagi sambil menutup mata dan memajukan bibirnya.

Wah si Rara bener-bener menguji imanku. Sebenarnya aku dah nafsu banget dari tadi, tapi dalam hatiku aku gak mau manfaatin cewek yang lagi gak 100% sadar.

Aku kecup bibirnya. Tapi setelah kukecup Rara masih menutup mata dan menyorongkan bibirnya ke aku. Aku kecup sekali lagi, kali ini agak lama. Rara bereaksi dengan ikut menghisap bibirku. Aku lepas ciumanku, kemudian aku memandang Rara yang sedang melihatku dengan penuh harap. Well… wtf lah, aku gak peduli lagi, akhirnya aku cium Rara dengan buas.

Aku mencium Rara dengan menghisap bibir bawahnya, Rara membalasnya dengan menghisap bibir bawahku. Kadang-kadang aku masukkan lidahku ke mulutnya. Awalnya Rara gak bereaksi, tapi lama-lama saat lidahku masuk dia menghisap kencang, kadang-kadang Rara gantian memasukkan lidahnya kemulutku.

Selama ciuman, aku mengelus rambut Rara, kemudian elusanku turun ke punggungnya, turun lagi ke pinggangnya. Kemudian aku memberanikan diri untuk meremas pantatnya. Rara melenguh kecil “Uhh….” sambil menekan selangkangannya kearah selangkanganku.

Setelah beberapa kali mengelus bagian belakang sampai meremas pantatnya, aku meremas dadanya. Hmmm… payudara Rara mantap sekali. Besar sekali dibandingkan dengan tubuhnya. “Hmm… Hgmmm.. Hgmmm” lenguh rara karena payudaranya diremas-remas olehku, dengan tidak melepaskan ciumannya.

Birahi memuncak saat meremas-remas sepasang daging kenyal Rara. Kemudian aku mengelus punggung rara kembali. Kali ini aku masukkan tanganku kedalam kausnya dan mengelus punggungnya langsung dikulit. Shit, ternyata Rara tidak pakai bra, pantas saja tadi waktu payudaranya aku remas dari luar terasa kenya sekali.

Saat aku mengelus-elus punggungnya, aku elus juga bagian samping tubuhnya sehingga panggkal payudara ikut terelus. Sepertinya Rara sangat menikmati elusanku, kemudian dia memagang tanganku dan mengarahkan tanganku agar meremas-remas payudaranya. Gila, asik banget payudaranya. Payudaranya mancung kedepan dengan pentil yang besar !

Aku sangat menikmati meremas-remas payudara Rara, terkadang aku memainkan pentilnya. Sepertinya Rara juga sangat menikmatinya, tubuhnya bergetar sambil mengeluarkan lenguhan-lenguhan kecil “Uggrhh….ugrh….”

Pahaku yang dijepit diantara selangkangan sengaja aku gesek-gesekkan ke memeknya supaya Rara makin terangsang. Rara meresponnya dengan ikut menekan-nekan memeknya lebih kuat ke pahaku. Kalau aku berhenti menggesekkan pahaku, maka Rara menggerak-gerakkan sendiri pinggulnya.

Tangan kananku kembali meremas pantat Rara. Kali ini aku masukkan tanganku ke celananya. Berhubung dia pakai celana berkaret, aku dengan mudah memasukkan tanganku. Ternyata Rara juga tidak memakai celana dalam. Aku dengan mudah meremas pantat bulat itu. Setiap aku meremas pantatnya, Rara makin menekan memeknya ke pahaku.

Aku mencoba untuk memegang memeknya dari belakang. Saat tersentuk, tubuh Rara seperti tersetrum, sambil melenguh “Uhh….”. Hmmm… ternyata Rara benar-benar terangsang, memeknya sudah sangat basah.

Sekarang aku memegang memeknya dari depan. Dan mulai mengelus-elus bibir luar memek Rara yang sudah banjir itu. Rara melepaskan ciumanku. Sekarang setiap aku menggosok bibir luar vaginanya, rara memekik kencang “Ohgh….Ohgh…. Ohgh…..”. “Enak yan, enak banget. Kamu ngapain aku, kok enak banget sih” kata rara sambil merem melek. Dengan jari tengahku aku mencari klentitnya, kemudian aku usap perlahan. “Akhhh…” teriak Rara saat klentitnya aku usap. Kemudian Rara menahan tanganku, sepertinya dia tidak kuat kalau klentitnya diusap terus.

Akhirnya aku telentangkan Rara. Kemudian aku membuka kaos yang dikenakan Rara sehingga Rara 1/2 bugil sekarang. Aku buka paha Rara lebar-lebar dan aku tempatkan tubuhku diantara selangkangannya. Sasaranku berikutnya adalah payudaranya. Sekarang aku menjilati pentil payudara kanannya. Tubuh Rara begerak-gerak keenakan, sepertinya dia suka sekali aku menjilati dan menghisap-hisap pentilnya. Kadang Rara menyatukan kedua payudaranya agar lebih maju.

Aku berhenti sebentar, memandangi Rara. Sebenarnya aku ingin sekali membuka celana Rara dan menusuk-nusuk memeknya dengan penisku. Tapi aku sedikit ragu.

“Yan, setubuhin aku dong, aku dah gak tahan nih” kata Rara sambil memandangku penuh harap. Perkataan Rara seperti menghapus keraguanku entah kemana. Aku menari celana Rara dengan mudah, apalagi Rara membantu dengan mengangkat pantatnya. Kemudian aku berdiri, membuka kaos dan celanaku, shinga sekarang aku dan Rara sama-sama bugil.

Sesaat aku memandang tubuh Rara. Badannya yang langsing tinggi dibalut dengan kulit putih mulus, ditambah payudara besar didadanya. Kakinya yang panjang dan jenjang memiliki betis seperti bulis padi. Aku ternganga sesaat apalagi saat melihat vaginanya yang diliputi bulu hitam titis diantara pahanya yang sudah terbuka lebar.

“Kok cuma diliatin ?” tanya rara. Aku terseyum kemudian menempatkan tubuhku diantara selangkangannya. AKu cium Rara sekali lagi, dia membalasnya dengan cukup buas, kemudian ciumanku turun ke payudara besarnya. Aku cuma mau memastikan Rara cukup terangsang sebelum aku menembus memek perawannya. Sat mencium penisku menggesek-gesek memeknya walaupun belum masuk.

Aku posisikan tubuhku dan menuntun penisku ke memeknya. “Ra, pertamanya sakit, tapi entar enak kok” kataku. “Iya yan gue juga sering denger”. jawab Rara. Aku mulai mendorong penisku kedalam memek Rara. Rara hanya memandangku sambil menggigit bibirnya.

Saat penisku sudah masuk 1/2 Rar memekik “AKhh…sakit yan” . Aku berhentikan sebentar penisku. Setelah selang beberapa saat aku goyang sedikit penisku kemudian aku dorong lagi sampai full. “Aduh yan sakit banget” kata Rara memelas. “Tenang Ra, paling sakitnya sebentar, nanti juga enak” kataku menenangkan. “Enggak Yan, sakit banget, bisa elo cabut dulu gak” pinta Rara sambil menahan sakit. Aku juga gak tega melihatnya akhirnya aku cabut penisku. Saat dicabut penisku diselimuti darah perawan Rara. Dari vaginanya juga aku melihat darah mengalir. Hmmm… memang lebih banyak daripada darah perawan yang pernah aku liat.

“Yan kok berdarah sih ?” tanya Rara panik. “Itu namanya darah perawan sayang. Selaput dara kamu dah pecah” jawabku. “Aku mo kekamar mandi dulu yan, mo bersihin dulu” kata Rara. Aku mengantarkan Rara kekamar mandi dan menungguinya dari luar, untuk memastikan Rara gak apa-apa.

Setelah Rara keluar dari kamar mandi, vaginanya sudah bersih. Tapi nafsuku sudah turun, sepertinya nafsu Rara juga sudah turun. Akhirnya kami hanya rebahan saling berdampingan, masih bugil.

“Yan kok sakit banget ya” tanya Rara. “Iya lah Ra, itu kan pertama kalinya kamu, memek kamu masih sempit ditambah ada selaput dara” jawabku. “Masih mau lanjut gak Ra ?” tanyaku pada Rara. “Mau yan, tapi pelan-pelan ya” jawab rara.

Akhirnya Aku tempatkan tubuhku diatas tubuhnya lagi. Aku mulai menciumi tubuh rara. Dari bibirnya, pipi, leher dan payudaranya. Aku seperti gak puas-puas menciumi dan menjilati tubuh mulus yang masih sekel itu. Kadang tanganku mengelus memeknya. Aku memang tidak berencana mencium vaginanya, takutnya dia shock dan merasa jijik, bisa batal orgasme malam ini

Setelah Rara sudah cukup terangsang, aku arahkan penisku ke vaginanya. Kali ini Rara tidak terlihat tegang seperti waktu yang pertama. Aku dorong penisku masuk. “Heghh..heghmm…” lenguh Rara saat penisku masuk. Kali ini vaginanya tidak terlalu sulit dipenestrasi, mungkin karena tidak tegang sehingga cairan vaginanya cukup. Aku dorong penisku sampai mentok. Aku melihat ada sediki darah mengalir dari vaginanya, mungkin sisa selaput daranya masih ada yang belum pecah. ceritabokep

Aku goyang perlahan penisku, tubuh Rara terguncang sedikit, rara masih menggigit bibirnya. Goyanganku aku percepat sedikit, nikmat sekali memek Rara. Sangking sempitnya serasa penisku terhisap kuat oleh vaginanya.

Aku percepat goyanganku, sekarang Rara mulai melenguh, “Akh…Akh…Akhhh…” seirama dengan keluar masuknya penisku di vaginanya. “Lagi yan..Lagi yan..Lagi” desahnya sambil memegangi pantatku seakan ingin menekannya terus.

“Gila Ra, memek kamu enak banget, sempit banget”. kataku. “Penis kamu juga keras banget yan, enak…” jawab Rara disela-sela lenguhannya.

Aku memang tidak berniat untuk memakai gaya lain. Untuk pertama kalinya Rara cukup pakai gaya konvensional, laki-laki diatas. Dengan demikian aku bisa ngontrol tusukan penisku kedalam memeknya. Aku tusuk perlahan memek Rara, kadang aku percepat. Kadang aku berhenti sesaat kemudian aku tusuk dengan keras. Kadang aku tusuk kearah samping.

Tiba-tiba tubuh Rara sedikit menegang, sepertinya dia ingin orgasme. Aku percepat goyanganku, soalnya aku mau orgasme sama-sama. Kalo sama yang perawan kadang gak mau terus kalo dia udah orgasme, cepek katanya. “Ahhh…Akhh….Aghkhh..” pekikan Rara makin keras seiring dengan makin cepatnya tusukan penisku.

“Lagi sayang…lagi…lagi..” pekik Rara. Akupun merasa aku sedikit lagi akan orgasme. Tiba-tiba tubuh rara menegang dan terguncang hebat sambil berteriak “AKHHHH….” rara mendekapku erat dan melingkarkan kakinya di tubuhku, Aku pun sudah tidak kuat lagi, tapi aku gak bisa melepaskan tubuhku dari Rara. Akhirnya aku nekat, aku tekan penisku dalam-dalam dan aku tembakkan spermaku ke rahim Rara 5 atau 6 kali. Aku puas sekali menggagahi Rara komplit, dari merawanin sampai orgasme didalam memeknya.

Setelah beberapa lama akhirnya penisku mengecil dan rara melepaskan dekapannya. “Gila enak banget, pantes banyak yang ketagihan” Kata rara setelah rebahan disebelahku.

Akhirnya Rara pulang kejakarta hari minggu sore. Aku dan Rara beberapa kali mengulangi persetubuhan kami disela-sela aku dan Rara jalan-jalan di Bandung, atau lebih tepatnya aku dan Rara jalan-jalan disela-sela persetubuhan kami. Agen Judi Online Terpercaya

  • Bonus Deposit 10% (Khusus Sportbook) Setiap Harinya
  • Bonus Deposit 10 % Khusus Tangkas Setiap harinya
  • Bonus Cashback Sport Up To 16%
  • Bonus Cashback Casino 2%
  • Bonus Rollingan Casino 0.7%
  • Bonus Cashback Sabung Ayam Up To 10%
  • Bonus Referral 2% Seumur Hidup



Share:

Popular Posts

Label